Harga Anjlok, Jokowi Minta Para Menteri Siapkan Tim Penyerap Gabah

Panen Padi Donang Wahyu | KATADATA
20/2/2017, 20.10 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan beberapa menteri untuk membahas harga gabah yang anjlok di tingkat petani. Jokowi ingin bawahannya itu menyiapkan solusi jangka panjang.

“Pak Presiden minta ada jalan keluar soal ini (harga gabah)," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/02).

Selain Darmin, menteri lain yang juga hadir adalah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Selain itu ada juga Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.

(Baca juga:  Pemerintah Salurkan Beras dan Gula Subsidi Lewat Kartu di 44 Kota)

Darmin menambahkan untuk solusi jangka panjang lainnya, pemerintah juga harus mempersiapkan pengering gabah ataupun gudang penyimpan yang memadai agar harga tidak jatuh saat musim penghujan seperti saat ini.

"Apalagi banyak yang sudah panen tapi kadar airnya terlalu tinggi," kata Darmin.

Selain itu, Pemerintah juga akan mengoptimalkan penyerapan gabah dari petani melalui tim khusus yang telah dibentuk. "Tinggal rapat paling lambat lusa, gerak cepat serap produksi petani," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Dirinya menargetkan apabila pemerintah dan Bulog sukses menyerap gabah petani maka harga akan terangkat hingga mencapai harga yang diharapkan yakni Rp 3.700 per kilogram.

(Baca juga:  Puluhan Triliun Anggaran Bulog untuk Stok Pangan)

Sementara, menurut data Kementerian Pertanian, beberapa daerah yang mengalami penurunan hingga merugikan petani. Di antaranya adalah Kabupaten Rembang yang kini harganya turun menjadi Rp 2.700 per kilogram dari sebelumnya Rp 2.800 per kilogram pada tanggal 10 Februari. Lalu ada pula kabupaten Grobogan yang mengalami penurunan jadi Rp 2.800 per kilogram dari Rp 3.200 dalam periode yang sama.

"Beberapa daerah kita lihat turun seperti Bojonegoro, Ngawi, Pati, Demak, Blora," kata Amran.

Amran mengatakan anjloknya harga gabah terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah musim hujan. Alasan berikutnya adalah melimpahnya stok gabah yakni mencapai 79 juta ton pada tahun lalu. Sedangkan pada tahun ini pihaknya menargetkan produksi gabah mencapai 75 juta ton. "Itu alasannya, cuaca sama produksi," kata Amran.

(Baca juga: Pecah Kendi, Jokowi Kirim Bantuan 5 Ribu Ton Beras ke Sri Lanka)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution