Komoditas bahan makanan dan minuman, khususnya rempah-rempah, mempunyai pangsa yang sangat besar di Arab Saudi. Ekspor rempah ke Negeri para mullah didorong oleh banyaknya jamaah haji dan umroh yang tetap ingin menikmati cita rasa Indonesia meski sedang jauh dari Tanah air.
“Negeri pada mullah harus mencukupi kebutuhan jamaah haji dan umroh yang selalu datang dalam jumlah besar setiap tahun,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan melalui surat elektronik, Senin, 6 Februari 2017.
Gunawan menambahkan, pada 2015, ekspor rempah-rempah Indonesia ke Arab Saudi sampai Oktober mencapai US$ 7,72 juta. Pada bulan yang sama di 2016, ekspornya melebihi target penjualan 2015 dengan capaian senilai US$ 9,04 juta atau meningkat sebesar 17,09 persen.
(Baca juga: Industri Makanan dan Minuman Ditargetkan Tumbuh Stabil 8-9 Persen)
Sementara itu, Konsul Jenderal Indonesia untuk Jeddah Muhamad Hery Saripudin menyampaikan, ada 4 (empat) hal yang harus dipenuhi agar komoditas nonmigas Indonesia, khususnya bahan makanan dan minuman, dapat berkompetisi di Arab Saudi. Keempat hal tersebut yaitu harga yang kompetitif, kecukupan suplai, lulus uji Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA). “Serta yang pasti memenuhi persyaratan produk halal,” ujarnya.
Salah satu perusahaan importir rempah Indonesia di Arab Saudi, menurut Gunawan, adalah Salem Bin Mahfooz. Perusahaan ini akan melakukan ekspansi pasar bahan makanan dan minuman Indonesia yang sudah mendapatkan conformity assessment dari pemerintah Arab Saudi.
Selain untuk konsumsi langsung di Arab Saudi, rempah hasil impor Salem Bin Mahfooz juga diekspor kembali ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) dan di Afrika, seperti Sudan, Sinegal, Maroko, dan Tunisia.
(Baca juga: Ketidakpastian Global, Pengusaha Garap Pasar Timur Tengah dan Afrika)
Beberapa jenis rempah tersebut adalah seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga. Selain itu, perusahaan juga mengimpor aneka makanan olahan Indonesia, teh, kopi, hingga minyak goreng. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pemilik perusahaan, Salem Bin Mahfooz mengimpor cengkeh dari Indonesia sebanyak 45 kontainer senilai lebih dari Rp 119 miliar setiap tahunnya.