Presiden Amerika Serikat Donald Trump diyakini bakal mengubah arah dan kebijakan yang berdampak pada konstelasi perdagangan dengan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun, peluang pertumbuhan perdagangan Indonesia ke AS dianggap masih cukup tinggi.
“Karena produk nonmigas yang diperdagangkan bersifat saling melengkapi satu sama lain,” kata Atase Perdagangan Washington DC Reza Pahlevi melalui surat elektronik, Jumat (27/1).
Reza menambahkan, “Preferensi kebijakan perdagangan Amerika Serikat mendatang yang lebih mengutamakan pendekatan bilateral diharapkan dapat menjadi faktor pendorong untuk memperkuat kerja sama dua negara.”
(Baca juga: Nasib TPP Tak Jelas, Pemerintah Nilai Blok Dagang Cina Lebih Tepat)
Selama ini memang Amerika Serikat jadi andalan tujuan utama ekspor non migas Indonesia. Kepala Bagian Pengkajian Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti, sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu Negara tujuan ekspor utama Indonesia.
Adapun, komoditas ekspor unggulan Indonesia ke pasar Amerika Serikat antara lain, tekstil, elektronik, alas kaki, dan minyak nabati. “Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 11 persen dari keseluruhan ekspor,” katanya beberapa waktu lalu.
Ke depannya menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto pangsa ekspor nonmigas juga tidak akan banyak berubah. Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor ke Negeri Paman Sam pada 2016 mencapai US$ 15,68 miliar senilai Rp 208,6 triliun, tumbuh 2,46 persen dari tahun sebelumnya.
(Baca juga: Sri Mulyani Waspadai Dampak Penurunan Investasi Dunia)
"Pangsa ekspor nonmigas tidak berubah, dari bulan ke bulan tetap sama. Tidak gampang untuk mencari pasar baru yang kemudian mendominasi pasar ekspor kita," katanya.
Sementara, dari sudut pandang pelaku usaha di Negeri Paman Sam, Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara diharapkan menjadi salah satu negara prioritas dalam peningkatan hubungan bilateral. Wakil Presiden US-ASEAN Bussiness Council Marc Mealy menyampaikan bahwa sebagian besar anggotanya berharap Indonesia dapat terus mendorong iklim usaha yang kondusif.
Berdasarkan data dari US Department of Commerce yang diolah Atase Dagang Washington DC, nilai perdagangan Indonesia-Amerika Serikat per Januari-November 2016 tercatat sebesar US$ 23,1 miliar. Di mana, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 12,3 miliar pada periode tersebut.
(Baca juga: Bea Keluar CPO Naik jadi US$ 18 Per Metrik Ton Bulan Depan)