PT Bank Tabungan Negara (BTN) berencana untuk membangun rumah untuk pekerja informal melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mikro. Dalam program tersebut, BTN bekerja sama dengan Perum Perumnas untuk menyediakan rumah senilai Rp 75 juta sesuai dengan batas maksimal KPR mikro.
Direktur Utama BTN Maryono menuturkan, tujuan adanya program ini salah satunya adalah memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk misa mengajukan kredit untuk memiliki rumah. Maryono mengatakan, KPR mikro ini bisa digunakan untuk membeli rumah baru, rumah bekas, bahkan hanya renovasi rumah.
Hanya saja, Maryono mengaku, tidak bisa memberikan KPR mikro ini kepada perseorangan. "Jadi yang beli sifatnya komunitas, misalnya komunitas pedagang bakso, pedagang martabak, dan lainnya," ujar Maryono saat ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Rabu (25/1).
(Baca juga: BTN Beri Kemudahan KPR untuk 6 BUMN dan Peserta BPJS)
Maryono menjelaskan, dalam program ini, BTN bersinergi dengan Perumnas. Di mana, Perumnas akan menyediakan rumah murah yang bisa dibeli dengan menggunakan KPR mikro dari BTN.
Menurut Maryono, BTN dan Perumnas akan mencari tanah dengan harga yang murah dan membangun rumah dengan tipe yang kecil. "Jadi, harga rumah bisa seharga nilai maksimal pengajuan KPR yaitu Rp 75 juta," ujar Maryono.
Dengan demikian, Maryono mengatakan, KPR mikro ini diharapkan dapat membantu mengurangi kekurangan hunian atau backlog hingga 20 persen atau 2,6 juta unit rumah. Saat ini, jumlah kekurangan hunian di Indonesia mencapai 13,3 juta unit.
Konsumsi Semen Menurut Wilayah Januari-November 2016
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Perumnas Hakiki Sudrajat menuturkan, memang akan melakukan sinergi dengan program KPR mikro dari BTN. Namun, hal tersebut nyatanya belum membahas sampai ke detail produk apa yang akan ditawarkan.
(Baca juga: Perumnas Targetkan Pembangunan 30 Ribu Rumah Tahun Depan)
Menurutnya, sasaran dari program ini adalah masyarakat dengan penghasilan tidak tetap. "Kan selama ini yang tidak punya slip gaji susah KPR. Nah itu yang akan BTN fasilitasi, produknya pakai produk kita salah satunya," ujar Hakiki.
Meskipun demikian, Hakiki mengaku masih belum mengetahui rencana pembangunan rumah seharga Rp 75 juta ini. Menurutnya, dengan batas maksimal KPR mikro sebesar Rp 75 juta ini, akan sulit bagi Perumnas untuk menyediakan rumah yang dekat dari pusat kota, terutama wilayah Jakarta.
Sementara ini, Hakiki mengatakan, akan terus mengkaji lebih jauh terkait pembangunan rumah seharga Rp 75 juta tersebut. Yang menjadi kendala utama adalah harga tanah yang tinggi disekitaran wilayah perkotaan. Sehingga, perlu mencari tanah dengan harga yang sangat murah dengan lokasi yang tidak terlampau jauh dengan pusat kota.
"Saat ini, rumah yang rencananya akan coba bangun lokasinya di Garut. Itu pun untuk ngejar harga Rp 124 juta," ujar Hakiki.
(Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Iuran Rp 55,37 Triliun Tahun Ini)