Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa tim ad hoc untuk mempersiapkan pembangunan pelabuhan Patimban akan segera terbentuk minggu ini.

Budi menjelaskan tim tersebut akan mempersiapkan panduan tentang pekerjaan proyek pelabuhan di Kabupaten Subang tersebut. Panduan inilah yang akan menjadi pegangan kontraktor yang akan menggarap pelabuhan Patimban.

Budi mengatakan tim tersebut akan terdiri dari perwakilan Kementerian Perhubungan serta profesional yang menguasai bisnis pelabuhan. Dia juga mengatakan bahwa tim ini bertugas melelang dan mengawasi proyek Patimban ini. "Kita rekrut orang yang mengerti pelabuhan, kemaritiman, legal, serta bisnis maritim," kata Budi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (16/1).

(Baca juga: Astra dan Mitsubishi, Calon Mitra Pelindo II Garap Proyek Patimban)

Hanya saja, Budi belum bisa memastikan perihal perusahaan Jepang yang akan menjadi mitra Pelindo II di Pelabuhan Patimban. “Mereka akan melakukan suatu evaluasi, dan pemilihan di Jepang, siapa yang akan masuk di sini,” ujarnya.

Selain itu, menurut Budi, pihak Jepang juga menyarankan Indonesia juga membuka peluang bagi perusahaan swasta nasional untuk terlibat dalam proyek ini. “Kalau saya menginterpretasikan BUMN, juga swasta. Mungkin bisa sama-sama. Mungkin BUMN jangan dominan la.," katanya.

Budi juga menargetkan konstruksi proyek ini dapat segera dimulai pada akhir tahun 2017, mengingat pada tahun 2019 mendatang paling tidak sudah ada terminal yang dapat dioperasikan. Dia mengatakan bisa saja pembangunan dimulai dengan pekerjaan terminal untuk ekspor kendaraan terlebih dahulu. "Karena untuk car terminal syaratnya tidak terlalu panjang," katanya.

(Baca juga:  Jokowi Minta Abe Bolehkan Garuda ke Amerika Transit di Tokyo

Sebelumnya pembangunan proyek Patimban ini masuk ke dalam agenda pembicaraan antara Presiden Joko Widodo serta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Abe mengatakan Jepang saat ini siap untuk mengikuti permintaan pemerintah Indonesia untuk membuat perusahaan patungan (joint venture).

"Kami diingatkan arah kebijakan yang dilaksanakan perusahaan patungan ini," katanya kemarin usai bertemu Jokowi di Istana Bogor.

Megaproyek pelabuhan internasional ditaksir menelan investasi Rp 43 triliun. Sebanyak 79 persen dana berasal dari utang luar negeri Jepang. Selanjutnya, 11 persen berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta 10 persen dari badan usaha pengelola pelabuhan.

Pelabuhan Petimban akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah konstruksi yang akan dimulai pada akhir 2017 atau awal 2018. Kedua, soft opening yang dijadwalkan tahun 2019. Ketiga, pelabuhan ditargetkan rampung keseluruhan tahun 2027. Pelabuhan ini dirancang untuk menampung bongkar muat kontainer sebanyak 7,5 juta berukuran dua puluh kaki atau twenty-foot equivalent units (TEUs) per tahun. 

(Baca juga: Lawatan Abe dan Momentum Pasang Investasi Jepang di Indonesia)

Selain itu, Pelabuhan Patimban ditargetkan melayani 600 ribu kendaraan utuh atau completely built up (CBU) per tahun, serta dilengkapi terminal kapal roro, terminal kapal curah cair dan dermaga kapal negara. Pelabuhan Patimban ini merupakan pengganti Pelabuhan Cilamaya. Pelabuhan ini akan dibangun di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution