Gelaran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 yang berlangsung 12-14 Desember 2016 mendulang transaksi hingga Rp 3,3 triliun per hari. Angka itu “hanya” naik 1,2 triliun atau 57,14 persen dari Harbolnas tahun 2015 sebesar 2,1 triliun per hari.
Angka tersebut jauh dari pernyataan panitia menargetkan kenaikan transaksi hingga tiga kali lipat dari tahun lalu. “Memang dari sisi nilai estimasinya tidak seperti awal,” Kata Rusdy Sumantri, Direktur PT The Nielsen Indonesia di Jakarta (19/12/2016).
(Baca juga: Rp 6 Triliun, Target Transaksi di Hari Belanja Online)
Baik Harbolnas tahun ini maupun tahun lalu sama-sama digelar tiga hari pada pertengahan Desember. Sebelumnya, Harbolnas digelar pada 10-12 Desember 2015 lalu.
Seperti diketahui, tahun ini Harbolnas diikuti oleh 211 e-commerce dari berbagai kategori. Dalam Harbonas, e-commerce ini tidak tanggung-tanggung menawarkan diskon bombastis, hingga 95 persen. Hanya saja, banyak konsumen kecewa atas promosi yang ditawarkan.
(Baca juga: Mayoritas Konsumen Kecewa Tawaran Promosi Hari Belanja Online)
Menurut Rusdy, tawaran diskon besar-besaran masih jadi motif utama 90 persen konsumen belanja saat Harbolnas. Sementara 41 persen konsumen tergiur oleh tawaran ongkos kirim gratis. “Kenaikan transaksi dipengaruhi oleh tingginya pertumbuhan pengguna internet, dan kebiasaan belanja online yang semakin populer di Indonesia,” katanya.
Google mencatat, kategori pencarian tertinggi di antaranya, produk kecantikan dan personal care, gadget dan aksesoris, pakaian, serta produk perawatan bayi. Produk fashion mencatatkan persentase transaksi sebesar 68 persen, sementara produk teknologi sebesar 44 persen.
Selain itu, data menunjukan bahwa 77 persen konsumen menggunakan telepon pintar untuk berbelanja online. Selama Harbolnas 33,1 persen konsumen menghabiskan lebih dari 1 jam untuk transaksi.
(Baca juga: Hari Belanja Online, Pesta Diskon E-Commerce)
Yang juga menarik, gaung Harbolnas 2016 mulai mencapai kawasan Indonesia timur. Ini terlihat misalnya dari jumlah pengiriman yang meningkat ke kawasan luar Jawa naik 21 persen, terutama ke Manado.