Howard Schultz Mundur sebagai CEO, Saham Starbucks Merosot 10 Persen

Kopi Gayo KATADATA | Donang Wahyu
Penulis: Pingit Aria
2/12/2016, 12.24 WIB

CEO Starbucks Howard Schultz menyatakan bakal mundur dari jabatannya. Posisi Schultz akan digantikan oleh Kevin Johnson yang saat ini menjabat presiden dan direktur operasional pada jaringan waralaba kafe terbesar di dunia itu.

Transisi kepemimpinan itu bakal dirampungkan pada 3 April 2017 mendatang. "Saya senang bahwa Kevin Johnson, presiden dan direktur operasional kami, yang selama tujuh tahun menjadi anggota direksi dan mitra saya dalam menjalankan setiap faset bisnis Starbucks dalam dua tahun terakhir, telah setuju untuk menjalankan tugas sebagai CEO Starbucks," kata Schultz dalam sebuah teleconference seperti dikutip Reuters, Kamis, 1 Desember 2016 waktu setempat.

Pada kesempatan itu, Schultz menyatakan bahwa ia tidak akan sepenuhnya meninggalkan Starbucks. Ia akan berfokus untuk mengurus jaringan kafe kelas atasnya, Starbucks Reserve. “Saya tidak akan meninggalkan perusahaan, saya tetap di sini setiap hari,”ujar Schultz yang konon ruang kantornya terhubung dengan Johnson.

(Baca juga: Jokowi: Pengusaha Waralaba Bisa Lebih Kaya dari Saya)

Lini bisnis Starbucks Reserve Roastery and Tasting Room dibuka di "tanah kelahiran" Starbucks di Seattle pada 2014. Gerai ini dirancang secara khusus untuk memungkinkan Starbucks melakukan pengolahan kopi dengan cara yang langka dan eksotis.

Pengumuman Schultz tersebut mengejutkan investor. Akibatnya, saham Starbucks sempat melemah lebih dari 10 persen pada Kamis (1/12/2016) waktu setempat sebelum akhirnya membaik dan ditutup turun 3,6 persen ke level US$ 56,41 per unit.

(Baca juga: Prancis Buru Pajak Google dan McDonald's)

Sebelumnya, Schultz bergabung dengan Starbucks pada tahun 1982 sebagai direktur operasional dan pemasaran. Kala itu, Starbucks hanya memiliki empat gerai. Schultz pernah menjabat CEO Starbucks pada tahun 1987 hingga 2000. Ia kemudian kembali menjabat posisi tersebut pada tahun 2008. Di tangan Schultz, kini Starbucks telah membuka lebih dari 25 ribu gerai di 75 negara.

Saking hebatnya, Schultz dianggap sebagai Steve Jobs di dunia perkopian. “Pemikiran bahwa ia bisa digantikan itu saya kira salah,”kata Bill Smead, CEO Smead Capital Management yang juga memiliki saham Starbucks.

Sementara Johnson bergabung dengan Starbucks pada 2009 silam dan menjadi direktur operasional Starbucks pada tahun 2015. Sebelumnya, ia menjabat CEO Juniper Networks dan sempat menjadi presiden divisi platform di Microsoft.

Reporter: Pingit Aria