Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bisnis waralaba (franchise) sangat cocok dengan masyarakat Indonesia. Model bisnis ini memiliki potensi pertumbuhan dan mampu berkontribusi besar pada perekonomian Indonesia.
Menurutnya bisnis waralaba bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi pelakunya, jika bisa dikelola dengan baik. Pernyataan ini diungkapkan Jokowi saat berbincang dengan salah satu pelaku usaha waralaba, pemilik Coffee Toffee Odi Anindito, dalam acara Indonesia Franchise and SME Expo 2016.
Jokowi menanyakan Odi berapa banyak gerai yang dimiliki Coffee Toffee. Odi menjawab bahwa saat ini waralaba kopi tersebut memiliki 160 gerai. Sejenak Jokowi berdiam sambil menghitung. “Dengan 160 gerai saya pikir dia (Odi) lebih kaya dari saya," kata Jokowi pada acara tersebut di Jakarta Convention Center, Jumat (25/11).
Jokowi lalu menyebutkan beberapa waralaba lain yang tergolong besar, seperti Es Teler 77 yang memiliki 180 gerai dan kebab Baba Rafi yang memiliki 1.200 outlet. Dengan fakta ini, dia yakin bisnis waralaba akan terus berkembang di Indonesia.
Presiden pun mendorong agar pengusaha waralaba tidak hanya bermain di dalam negeri. Sudah saatnya mulai berpikir untuk ekspansi ke luar negeri. "Jangan lupa serang ke luar (negeri) juga, tahun depan akan saya tanya sudah berapa gerai di luar," katanya.
Jokowi merasa bentuk usaha waralaba sangat cocok dengan masyarakat Indonesia yang terbiasa mengelola bisnis sendiri. Hal ini diperkuat kenyataan bahwa 70-80 persen total lapangan kerja di Indonesia ada pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Jadi pengusaha di kota yang ambil franchise biasanya langsung naik kelas," ujarnya.
Bahkan dia mengatakan hadirnya waralaba biasanya diidentikkan dengan kemajuan suatu kota. Salah satu contohnya adalah keberadaan gerai Starbucks di kota-kota besar. Ke depan, dia ingin waralaba lokal dapat diasosiasikan dengan kemajuan daerahnya. Karena potensinya sangat besar, dengan 35 provinsi serta 516 kabupaten/kota.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar mengatakan saat ini ada 694 merk waralaba yang ada di Indonesia. Total omzet yang didapat dari seluruh waralaba ini mencapai Rp 127 triliun per tahun.
Besarnya omzet ini disebut Anang merupakan buah perluasan strategi bisnis yang diusung konsep ini sehingga 15 tahun belakangan berkembang pesat. "Karena banyak orang bisa memiliki dan berusaha bersama-sama," katanya.