Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan kontrak pembangunan empat flyover (jalan layang) perlintasan kereta api di Pulau Jawa bisa ditandatangani pada bulan depan. Pembangunan empat flyover ini untuk mendukung kelancaran mudik tahun depan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keempat kontrak ini adalah flyover Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek. Pembangunannya akan harus segera dilakukan dan dipercepat, agar bisa membantu mengurai kemacetan pada musim mudik lebaran 2017. Terutama dari arah keluar tol Pejagan menuju arah Purwokerto atau daerah lainnya di Selatan Jawa.
“Target kami tetap pada arus mudik (2017) sudah harus selesai,” kata Basuki dalam keterangan pers tadi malam (15/11).
Untuk mengejar target ini Kementerian PUPR akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait wilayah proyek tersebut. Basuki juga meminta seluruh pihak terkait dalam proyek ini untuk tertib administrasi dan melaksanakan pembangunannya sesuai dengan target jadwal.
(Baca: 2017, Kementerian PUPR Targetkan Bangun 796 Kilometer Jalan Baru)
Selain flyover, kementerian yang membidangi infrastruktur ini menargetkan tambahan ruas tol yang dapat dilalui pada arus mudik mendatang. Ruas tersebut adalah tol Pejagan – Pemalang bagian Brebes Timur. Kemudian ruas Pemalang – Batang di bagian Grinsing.
“Dapat difungsikan tetapi kondisi jalan baru sebagian beraspal,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian PUPR Hery Marzuki. Kedua ruas tol ini ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2018.
Untuk diketahui ruas Pejagan-Pemalang telah rampung hingga seksi dua di Brebes Timur. Penyelesaian seksi tiga dan empat sepanjang 38,6 kilometer (km). Saat ini pembebasan lahan Pemalang – Batang saat ini telah mencapai 60 persen. Sedangkan untuk pembebasan lahan seksi 3 dan 4 tol Pejagan – Pemalang telah mencapai 73 persen. Adapun untuk pembebasan lahan seksi 2 sudah rampung seluruhnya.
Untuk pembebasan lahan Pemalang-Batang sepanjang 37,2 km, progres pembebasan lahannya saat ini telah mencapai 60 persen. Namun, ada kendala lain dalam pelaksanaan konstruksi ruas tol tersebut, yakni adanya beberapa tanah yang lunak dan memerlukan waktu untuk pemadatan.
Pada ruas tol Batang-Semarang dari seksi satu hingga seksi lima sepanjang 73,7 km, progres pembebasan lahannya rata-rata telah mencapai 65,5 persen. Kendala pelaksanaan konstruksi di ruas tol ini adalah masih banyak warga yang belum pindah meski pembebasan lahan sudah dilaksanakan.
(Baca: Waskita Jajaki Dana Pensiun dan BPJS Biayai Tol Trans Jawa)