Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mulai merasa pesimistis terhadap pertumbuhan realisasi investasi tahun ini. Kepala BKPM Thomas Lembong pun menyampaikan hal ini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/8).
Thomas melaporkan akan ada perlambatan investasi tahun ini dibandingkan tahun lalu. Pada 2015, BKPM mencatat pertumbuhan realisasi investasi mencapai 17,8 persen dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya.
“Tahun ini saya perkirakan akan ada perlambatan laju pertumbuhan realisasi investasi menjadi 12-14 persen,” ujarnya. (Baca: Pertama dalam 5 Tahun, Investasi Asing di Indonesia Menurun)
Data BKPM mencatat realisasi investasi semester I tumbuh 14,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara pada semester I tahun lalu pertumbuhannya sudah mencapai 16 persen. Hal ini menjadi salah satu hal yang mendasari perkiraan Tom, bahwa realisasi investasi hingga akhir tahun ini melambat.
Menurutnya, sangat wajar jika pertumbuhan investasi tahun lalu cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Alasannya 2014 merupakan tahun pemilu dan investor masih menunggu dan melihat (wait and see) situasinya sebelum berinvestasi. Setelah jelas, pemilu selesai, barulah keputusan investasi ini direalisasikan pada 2015.
Selain itu, ada gap yang cukup besar antara komitmen investasi dengan realisasinya. Banyak investor yang sudah berkomitmen melakukan menanamkan modalnya di Indonesia, tapi tidak juga direalisasikan. Bahkan ada yang sudah mendaftar, tapi belum menyelesaikan sampai mendapat izin usaha.
“Jadi kalau realisasi investasi itu tumbuh 18 persen, completion (penyelesaiannya) itu hanya 14 persen,” kata Tom. (Baca: Kunjungi Eropa, Jokowi Kantongi Perjanjian Bisnis Rp 270 Triliun)
Dia mengaku Presiden Jokowi telah memerintahkannya untuk mencari tahu hal apa yang membuat investor frustasi. Banyak investor yang menyerah di tengah jalan dan tidak menyelesaikan proses perizinan investasinya.