Begitu melantai di pasar modal, PT Sillo Maritime Perdana bersiap melebarkan sayap bisnisnya. Perusahaan pelayaran kapal itu hendak berfokus kepada jasa pengangkutan Liquefied Natural Gas (LNG) dan produk gas alam lainnya. Sebelumnya, Sillo Maritime hanya berkutat pada pengangkutan produk minyak bumi.
Direktur Utama Sillo Maritim Edi Yosfi mengatakan langkah tersebut seiring rencana akuisisi atas 50,8 persen saham perusahaan pengangkutan gas, PT Suasa Benua Sukses, pada akhir Juni ini. (Baca juga: Jonan Tolak Usulan Soal Izin Kapal Migas Berbendera Asing).
Pernyataan tersebut disampaikan Edi saat konferensi pers usai pencatatan saham perdana (IPO) Sillo di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016. Dengan aksi korporasi ini, Sillo Maritime menjadi emiten keenam yang memperdagangkan sahamnya di bursa modal pada 2016 dengan kode emiten SHIP.
Nilai saham Sillo Maritim pada perdagangan perdana melesat hingga Rp 162 per lembar dari harga yang ditetapkan Rp 140 per lembar saham. Jumlah saham yang dilepas sebesar 500 juta lembar saham atau 20 persen dari total modal disetor penuh. Sedangkan jumlah dana dalam perdagangan perdana saham yang disepakati Rp 70 miliar.
Dalam pencatatan perdana saham hari ini, hadir Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono. Tercatat, hingga saat ini Edi Yosfi menjabat Direktur Utama, sedangkan posisi Komisaris Utama dijabat oleh mantan Kepala BIN Soetanto.
Sebesar 97 persen hasil Initial Public Offering (IPO) kami gunakan untuk penyertaan saham di Suasa Benua Sukses,” kata Edi.
Menurut dia, anjloknya harga minyak saat ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Sillo Maritime walaupun ada penurunan laba usaha menjadi US$ 5,2 juta pada 2015 dari sebelumnya US$ 7,3 juta. Edi bahkan mengatakan kapal milik perseroannya telah mendapatkan sejumlah kontrak untuk beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, Direktur Keuangan Sillo Maritime Herjati mengatakan aksi korporasi yang diambil Sillo bersama Suasa merupakan sinergi yang akan membawa manfaat pada kedua pihak. Nantinya, Sillo mendapatkan teknologi Floating, Storage, and Offloading (FSO), tak hanya menggunakan teknologi hulu minyak bumi saja dalam pengangkutan. “Kami memang mengincar sinergi di sini,” kata Herjati.
Untuk diketahui, perusahaan yang memiliki spesialisasi pada penyediaan armada lepas pantai ini didirikan pada 1989 silam. Awalnya perseroan hanya berbisnis sewa menyewa kapal-kapal milik perusahaan asing untuk menunjang industri hulu minyak dan gas bumi. (Baca: Kementerian ESDM Minta Kemudahan Azas Cabotage untuk Migas).
Pada 2008 perseroan akhirnya membeli sebuah kapal pertamanya yang bernama Ina Lati. Sampai dengan saat ini Sillo Maritime telah mengoperasikan delapan kapal dan menangani sejumlah klien industri migas, utamanya perusahaan migas multinasional.