Proyek angkutan kereta massal (Mass Rapid Transit/ MRT) Jakarta jalur Timur-Barat rencananya akan mulai dikembangkan tahun 2020. Saat ini, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta membuka peluang keterlibatan perusahaan swasta untuk menggarap proyek tersebut.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, pihaknya telah dihubungi beberapa investor swasta terutama dari luar negeri yang menyatakan minatnya untuk mengerjakan proyek MRT Jakarta Timur-Barat. “Ada dari luar negeri, itu Jepang sudah pasti minat. Lalu ada lagi dari Eropa yang bilang minat,” katanya seusai acara “2nd Annual Indonesia Infrastructure Finance Conference” di Jakarta, Selasa (24/5).

Namun, Dono menyerahkan keputusan keterlibatan pihak swasta tersebut kepada pemegang saham PT MRT Jakarta, yakni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Yang jelas, MRT Jakarta tetap memiliki kemampuan pendanaan untuk menggarap proyek yang membentang dari timur hingga barat Jakarta tersebut.

Sedangkan untuk proyek MRT Jakarta jalur Selatan-Utara tahap kedua yang menghubungkan stasiun Bundaran Hotel Indonesia – Kampung Bandan, kemungkinan tetap akan digarap oleh PT MRT Jakarta. Pertimbangannya, teknologi yang digunakan sama dengan proyek tahap pertama (Lebak Bulus-Bunderan Hotel Indonesia).

(Baca: Ekonomi Global Melambat, 30 Proyek Infrastruktur Jadi Andalan)

Selain itu PT MRT Jakarta pada akhir tahun lalu telah mendapatkan pinjaman senilai 77,2 miliar yen untuk menggarap fase kedua ini. “Kemungkinan besar masih tetap kami (untuk fase kedua),” kata Dono.

Halaman: