Empat perusahaan Rusia memanfaatkan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negaranya untuk bertemu langsung dan menyampaikan rencananya berinvestasi di Indonesia. Mereka adalah Rusian Railways, dan tiga perusahaan pertambangan, yakni Blackspace Group, RUSAL, dan Vi Holding Group.
Pertemuan Jokowi dengan empat perusahaan besar Rusia ini berlangsung pada hari kedua kunjungannya ke negara tersebut, Kamis (19/5). Dalam pertemuan bisnis tersebut, Jokowi didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Dalam keterangan resmi yang diperoleh Katadata, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Jokowi menyambut baik rencana investasi empat perusahaan tersebut. Namun, presiden juga meminta empat hal yang harus diperhatikan dan dipatuhi jika ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Masalah penghormatan semua peraturan. Proses hilirisasi juga ditekankan presiden. Lalu melibatkan rakyat dan mendatangkan manfaat bagi rakyat, serta kepatuhan pada masalah lingkungan," kata Retno yang juga ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan ini. (Baca: Rosneft Calon Kuat Investor Kilang Tuban)
Pertemuan bisnis pertama dilaksanakan pada pukul 10.00 waktu setempat dengan CEO Russian Railways, Oleg Belozerof. Perusahaan ini ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun infrastruktur rel kereta api kargo untuk mengangkut batu bara di Kalimantan.
Sebelumnya, perusahaan ini telah melakukan studi terkait dengan rencana investasinya. Dari hasil studi ini, Russian Railways melihat ada potensi kereta juga dapat dijadikan sebagai kereta umum untuk penumpang.
Menanggapi keinginan Russian Railways, Menteri BUMN Rini Sumarno mengatakan pihaknya masih harus mengkaji dan meninjaunya dari segi aturan yang ada, terlebih dahulu. "Kami sedang melihat kemungkinannya, seperti bekerja sama dengan Kereta Api Indonesia (KAI)," ujarnya. (Baca: Kunjungi Eropa, Jokowi Kantongi Perjanjian Bisnis Rp 270 Triliun)
Setelah dengan Rusian Railways, Jokowi melanjutkan pertemuan Blackspace Group, RUSAL, dan Vi Holding Group. Blackspace Group memang telah beraktivitas di Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan yang fokus pada tambang batu bara dan nikel ini ingin menjajaki kemungkinan kerja sama dengan BUMN Indonesia.
Sementara RUSAL berharap dapat bekerja sama dengan BUMN tambang, yakni PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Sama seperti Blackspace, RUSAL juga merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia yang fokus dalam pengolahan aluminium. (Baca: Bertemu Jokowi, Pengusaha Korea Siap Investasi Rp 250 Triliun)
Menurut Rini, ada hal yang menarik dalam pertemuan Jokowi dengan Vi Holding Group. Perusahaan ini mengaku memiliki teknologi baru untuk memproses nikel dengan harga yang sangat murah. Bahkan harganya bisa separuh dari harga produk turunan nikel yang diproduksi perusahaan lain di dunia.
Saat ini Vi Holding Group akan menyelesaikan pembangunan pabrik pertamanya di Rusia akhir tahun ini. Pemerintah Indonesia akan terus melihat dan menindaklanjuti pembicaraan tersebut dan menjajaki kemungkinan apakah teknologi baru tersebut dapat diterapkan di Indonesia.
Kepada tiga perusahaan ini, Jokowi menekankan bahwa proses pengolahan hasil tambang haruslah memperhatikan lingkungan dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Selain itu, kata Rini, Jokowi juga menekankan tiga perusahaan ini bisa memproses produk turunan dari hasil tambangnya hingga produk akhir. “Karena dengan produk akhir itu nilai tambahnya lebih tinggi," ujar Rini. (Baca: Pertamina Incar Blok Migas di Rusia)