KATADATA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengkaji kemungkinan melibatkan PT Pelindo II (Persero) dalam mengelola pelabuhan PT Krakatau Steel Tbk. Rencana tersebut merupakan bagian dari upaya sinergi di antara perusahaan pelat merah.
Menteri Negara BUMN Rini Soemarno mengaku tengah mengkaji pengelolaan pelabuhan milik Krakatau Steel bersama-sama dengan Pelindo II. “Masih mengkaji sehubungan operasional pelabuhan yg dimiliki Krakatau Stell , apakah akan dikerjasamakan dengan Pelindo II,” katanya kepada Katadata, pekan lalu. Adapun pelabuhan yang dimaksud adalah pelabuhan Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
Meski begitu, Rini belum bersedia menjelaskan lebih detail perihal rencana kerjasama di antara dua BUMN tersebut. Ia juga belum bisa menjelaskan waktu penyelesaian kajian itu hingga dapat dijalankan. “Belum tahu, tanya deputi soal teknisnya.”
Di sisi lain, Rini menepis kemungkinan bahwa kerjasama pengelolaan pelabuhan tersebut merupakan langkah awal Pelindo II untuk membeli saham Krakatau Steel. "Hanya pengelolaan pelabuhan saja, bukan pembelian saham," katanya. Hingga berita ini ditulis, Katadata masih belum memperoleh konfirmasi dari manajemen Krakatau Steel dan Pelindo II.
Selama ini, lini bisnis utama Krakatau Steel adalah produk baja. Namun, perusahaan ini juga punya beberapa lini usaha pendukung, seperti jasa pengelolaan pelabuhan, real estate dan perhotelan, rekayasa dan konstruksi, serta segmen jasa lainnya seperti teknologi informasi (TI), media, dan kelistrikan.
Lini usaha jasa pengelolaan pelabuhan tersebut meliputi pelayanan jasa dermaga untuk bertambat dan bongkar muat barang dan peti kemas, jasa penunjang pelabuhan laut, pergudangan serta jasa angkutan. Per 30 September 2015, pendapatan dari lini usaha tersebut mencapai Rp 46,25 miliar dan laba operasi Rp 13,45 miliar. Sedangkan total aset yang dikelola oleh segmen ini mencapai Rp 114,44 miliar.
(Baca: Trio Pelindo Bangun dan Kelola Lima Pelabuhan)
Di sisi lain, Pelindo II juga berencana menggandeng PT Pelindo I dan PT Pelindo IV untuk membangun dan mengoperasikan lima pelabuhan di Indonesia. Ketiga Pelindo tersebut akan membentuk anak usaha patungan guna mengoperasikan pelabuhan-pelabuhan tersebut yang menjadi titik hubung rute tol laut.
Direktur Utama Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan kelima pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara yang dikelola bersama Pelindo I, serta Makassar, Bitung, Ambon, dan Sorong bersama dengan Pelindo IV. “Sistemnya kita buat joint venture. Kami (Pelindo II) yang jadi mayoritas,” kata Lino di Jakarta, Kamis pekan lalu (3/12).
Namun Lino menegaskan bahwa joint venture ini bukan bagian dari wacana holding Badan Usaha Milik Negara di bidang kepelabuhan. “Untuk holding belum, tapi ini langkah pragmatis saja untuk kami bisa membangun pelabuhan,” ujarnya