Asing Masuk, Permintaan Kondominium Akan Meningkat

Apartemen KATADATA | Agung Samosir
KATADATA | Agung Samosir
Penulis:
Editor: Arsip
16/7/2014, 16.38 WIB

KATADATA ? Konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) menuturkan adanya sinyal positif terkait wacana kepemilikan properti oleh orang asing oleh pemerintahan baru. Selain dapat meningkatkan penerimaan negara, hal ini juga dapat meningkatkan permintaan properti untuk segmen kelas atas, khususnya apartemen atau kondominium.

Head of research Jones Lang Anton Sitorus meyakini dengan adanya kepemilikan asing, permintaan kondominium kelas menengah atas akan meningkat. Peluncuran proyek baru akan marak dilakukan. Selain itu, harga juga berpotensi meningkat. Karena saat ini kenaikan harga kondominium cenderung stabil, dikisaran 35 juta meter persegi per bulan untuk highend class.

?Kalau high end dan upper masih stabil, kalau middle dan lower middle naik sedikit di kisaran Rp 20 juta meter persegi per bulan dan Rp 15 juta meter persegi per bulan,? ujar Kepala Riset Jones Lang Lasalle, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (16/7).

Sayangnya Anton enggan menyebutkan besaran potensi kenaikan permintaan kondominium, jika asing masuk. Kenyataannya, meski dibatasi seperti sekarang pun, banyak orang asing yang memiliki properti secara illegal. Bahkan kepemilikannya bisa lebih dari dua.

Saat ini, penjualan strata kondominium mencapai 4.000 unit, naik 15 persen dibandingkan kuartal 1-2014. Jones Lang mencatat, penjualan selama Januari-Juni mencapai 17.000 unit, naik dari 2013 yang hanya 13.400 unit.

Hal ini menunjukan adanya minat pasar yang besar untuk membeli apartemen. Beberapa faktor yang memengaruhi tingginya pasar tersebut adala minat hidup di apartemen yang semakin tinggi, lahan yang terus berkurang, serta penilaian bahwa properti merupakan pilihan investasi yang semakin diminati.

Kepemilikan asing di sektor properti akan memacu pengembang asing berinvestasi di Indonesia. Pengembang asing ini akan membawa keahlian dan teknologi yang maju bagi industri properti. Mengingat selama ini teknologi yang digunakan pengembang lokal masih minim.

Anton menambahkan, kehadiran pengembang asing juga tidak akan menurunkan kinerja pengembang domestik. Bahkan, pengembang asing akan bekerja sama dengan pengembang domestik, karena pemahaman asing terhadap pasar dan regulasi di Indonesia yang kurang.

?Pengembang asing nggak mungkin masuk sendiri pasti cari partner. Karena nggak ngerti pasar, aturanya nggak ngerti. Kalau sudah gabung dengan lokal artinya akan bisa bantu,? ujarnya.

 Sekadar informasi, kedua calon presiden baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto sepakat untuk memperbolehkan warga negara asing untuk memiliki properti di Indonesia. 

Reporter: Desy Setyowati