KATADATA ? PT Gajah Tunggal, emiten produsen ban, menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10-15 persen pada tahun ini. Peningkatan penjualan akan dilakukan dengan menciptakan produk-produk baru.
?Kami realistis dengan kondisi ekonomi yang seperti ini. Jadi kami fokus dengan untuk inovasi. Jadi target 10-15 persen, saya rasa sudah cukup baik,? tutur Direktur Keuangan Gajah Tunggal Kisyuwono seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, Jumat (6/6).
Dia menjelaskan, perseroan akan ekspansi ke produk ban radial untuk kendaraan truk dan bus atau Truck and Bus Radial (TBR). Untuk itu, Gajah Tunggal menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 135 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun pada tahun ini.
Dari dana tersebut, sekitar US$ 20 juta atau sekitar Rp 236.46 miliar akan dipakai untuk perluasan pabrik TBR di Tangerang. Dengan perluasan pabrik tersebut, perseroan menargetkan kapasitas produksi ban TBR akan menjadi 1.600 unit per hari dari saat ini sekitar 300 unit per hari.
?Kontribusi TBR masih kecil. Terbesar masih di ban radial, ban motor, dan ban bias,? terangnya.
Adapun dana capex terbesar akan dipakai untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) dan pembangunan trek uji coba (proving ground).
?Nilainya mencapai US$ 45 juta,? kata Chatarina Widjaja, Direktur Komunikasi Gajah Tunggal.
Dia mengatakan trek uji coba tersebut akan dibangun di Karawang. Hal ini karena daerah tersebut akan menjadi pusat Original Equipment Manufacturer (OEM). ?Jadi kami bisa lebih dekat dengan perusahaan-perusahaan (otomotif),? ujarnya.
Adapun sumber pendanaan untuk belanja modal ini, berasal dari kas internal perusahaan. Sebab, dana kas masih mencukupi untuk membiayai kesuluruhan ekspansi perusahaan. ?Kita lihat lagi nanti 2015 apakah perlu tambahan dana untuk capex,? tuturnya.
Di sisi lain, Gajah Tunggal berencana menaikkan harga produknya sebesar 5-10 persen pada tahun ini. Kenaikan didorong meningkatnya biaya operasional perseroan akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
?Kemungkinan naik 5-10 persen karena rupiah kan melemah. Karet kan belinya dengan dolar AS,? ujar Catharina.