Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) mengeluh kesulitan mendapat pasokan gula pasir konsumi di tengah pandemi corona. Padahal, dalam kondisi seperti hanya toko-toko retail yang mampu menjual gula dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500 per kilogram.
"Pasokan gula itu sangat kurang bahkan lebih cenderung tidak ada sama sekali. Terkait pasokan gula ini sudah berkurang sejak Desember 2019 dan berlanjut ke Januari sebelum ada pandemi. Lalu, masuk pandemi awal Maret makin sulit," kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (14/5).
Menurut dia, untuk menjual gula pasir industri retail sangat bergantung kepada industri hulu atau para produsen gula. Termasuk dari para importir gula yang mendapatkan penugasan untuk memasok gula dari luar negeri.
(Baca: Bulog Sebar 22 Ribu Ton Gula Impor India ke Pasar untuk Tekan Harga )
Dengan terhambatnya suplai gula, maka peretail kesulitan menjual gula sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Terlebih di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini, pasokan gula semakin sulit didapat.
Dia menduga, hal ini dikarenakan banyak negara yang melakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdown, sehingga aktivitas perdagangan internasional terhambat.
"Setelah pandemi, semua lockdown, negara pemasok utama seperti India, Tiongkok, Australia. Jadi pasokan itu tidak masuk ke kami," kata dia.
Sementara itu, guna menekan harga gula di pasaran, berbagai intervensi pasar sudah dilakukan pemerintah. BUMN pangan. Perum Bulog bakal menyalurkan gula putih Kristal (GKP) akhir pekan ini di sejumlah pasar tradisional.
Dengan demikian, diharapkan harga gula bisa kembali stabil dan terjangkau oleh masyarakat.
“Bulog baru saja mendapatkan pasokan gula dan akan segera menyalurkannya agar kebutuhan pokok bisa tetap tersedia, terlebih lagi di situasi luar biasa seperti sekarang dan hari Raya Lebaran,” kata Direktur Utama Perum Budi Waseso, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (14/5).
(Baca: Pemerintah Ancam Tindak Oknum yang Gelembungkan Harga Gula dan Bawang)
Bulog akan menggelontorkan sedikitnya 22.000 ton gula impor dari India. Dengan terisinya stok pasokan gula di pasar rakyat pada bulan Ramadhan dan Lebaran, dengan begitu masyarakat tak perlu khawatir.
“Impor gula yang kami gelontorkan ini baru sebagian dari ijin impor yang diberikan sebanyak 50.000 ton. Impor gula merupakan bagian dari penugasan negara untuk stabilisasi harga,” kata mantan Kepala Bareskim Polri itu.
Sebagaimana diketahui bahwa harga gula pasir di tingkat konsumen sejak sebelum ramadan hingga saaat ini masih stabil tinggi di kisaran Rp.19.000 per kilogram (kg). Dengan stok yang mulai bertambah, perseroan optimis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp.12.500 per kg.