Perum Bulog menargetkan sebanyak 28.200 gula impor asal India masuk pada pekan pertama bulan Juni mendatang. Impor gula tersebut sempat terhambat oleh karantina wilayah atau lockdown yang dilakukan negara tersebut untuk memutus rantai penularan virus corona.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan pihaknya mendapat penugasan impor sebesar 50 ribu ton. Namun, lockdown yang tengah dilakukan India hingga akhhir bulan ini membuat impor komoditas tersebut terhambat.
"Minggu pertama Juni 2020 mudah-mudahan bisa masuk. India kan masih lockdown, Insyaallah minggu pertama bulan Juni akan masuk 28.200 ton," kata Saleh dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin (18/5).
Dari jumlah kuota impor yang didapatkan sebanyak 50 ribu tersebut, baru 21.800 ton yang telah masuk dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 5 Mei lalu. Sedangkan sisanya sebesar 28.200 ton, akan datang melalui pelabuhan di kawasan Surabaya pada awal Juni nanti.
(Baca: Langkah Bulog & Kementan Atasi Ancaman Defisit Pangan Saat Pandemi)
Gula impor tersebut telah disalurkan Bulog ke seluruh wilayah di Indonesia. Saleh pun berharap jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan nasional hingga Lebaran nanti.
"Sudah kami sebarkan ke semua wilayah. Kalau melihat kebutuhan, Insya Allah Lebaran selesai cukup 21.800 ton. Sekarang kami sedang melakukan operasi pasar, ini antusiasme masyarakat sangat besar. Di Papua itu harganya Rp 19 ribu per kg hingga Rp 20 ribu per kilogram, kami jual Rp 12.500 per kg, pasti laris kan," kata dia.
Untuk mempercepat turunnya harga gula di pasaran, Saleh meminta BUMN lain yang juga ditugaskan mengimpor gula seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia juga dapat segera merealisasikan importasi gula penugasan yang diberikan oleh pemerintah. Di mana masing-masing perseroan juga mendapat tugas penyerapan yang sama seperti Bulog.
"Makanya mudah-mudahan teman-teman dari BUMN yang lain seperti PPI, RNI ini semoga bisa segera masuk, karena mereka punya kuota yang sama sekitar 50 ribu ton. ," kata dia.
(Baca: Diperpanjang Hingga Desember, Besaran Bansos Corona Dipangkas per Juli)
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso memastikan stok gula pasir mencukupi di pasar. Perusahaan memperkirakan suplai gula pasir akan mencapai 70 ribu ton- 75 ribu ton hingga bulan depan.
Perusahaan pelat merah ini telah mengimpor gula kristal putih sebanyak 21.800 ton dari toal penugasan dari pemerintah sebayak 50 ribu ton. Gula impor tersebut tiba di Tanah Air pada pekan lalu dan telah didistribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia.
Menjelang Lebaran, Budi memperkirakan ada tambahan GKP yang masuk sebanyak 28 ribu ton. Selain itu, anak usaha Bulog, PT Gendhis Multi Manis (GMM) hendak memproduksi gula hingga 25 ribu ton pada bulan depan. Dengan demikian, stok gula yang ada di gudang Bulog diperkirakan 70 - 75 ribu ton per Juni 2020.
"Aman sampai Juni. Pasti stoknya banyak. Banjir lah pasokannya," kata dia beberapa waktu lalu.