Permintaan Tinggi saat Corona, Bulog Klaim Cadangan Beras 1,4 Juta Ton

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wsj.
Gudang Bulog wilayah NTT di Kupang, NTT, Senin (18/5/2020). Perum Bulog (18/5) menyatakan telah memiliki cadangan 1,4 juta ton beras.
18/5/2020, 19.56 WIB

Perum Bulog menjelaskan telah memiliki stok 1,4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) di seluruh Indonesia. Pasokan tersebut akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat selama masa pandemi virus corona Covid-19.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh berharap dengan penyebaran yang merata di seluruh Indonesia maka kenaikan harga tidak akan terjadi. Dia juga menargetkan distribusi beras diperkirakan rampung pada bulan Agustus mendatang.

"Soal keterjangkauan kami sedang menyebarkan stok dan segera selesaikan di bulan Agustus," kata Saleh dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (18/5).

(Baca: Langkah Bulog & Kementan Atasi Ancaman Defisit Pangan Saat Pandemi)

Menurut dia, permintaan beras di tengah pandemi virus saat ini cukup tinggi. Namun, hal ini dapat teratasi dengan masuknya musim panen di beberapa daerah yang terjadi bulan Mei - Juni.

Kondisi ini juga dapat menutup defisitnya beras yang terjadi di beberapa wilayah. Bulog menargetkan dapat menyerap 13 ribu hingga 15 ribu ton beras. Mereka juga akan menyerap tambahan 200 ribu ton sehingga di bulan September memiliki 600 ribu ton beras. 

Sedangkan untuk pengeluaran beras diperkirakan sekitar lima sampai enam ribu ton per hari guna stabilisasi harga. "Tujuh provinsi defisit sudah kami isi. Kami punya minimum stock requirement, yang namanya kontinuitas pasokan. Setiap akhir tahun stok kami selalu siap," kata dia.

Adapun berdasarkan perkiraan ketersediaan pangan nasional yang dirilis Kementerian Pertanian menunjukkan, surplus beras hingga Juni 2020 diperkirakan 6,4 juta ton, jagung surplus 1,01 juta ton, dan bawang merah surplus 330.384 ton.

Delapan komoditas lainnya, yakni bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng, juga diperkirakan surplus. Perkiraan ketersediaan tersebut didasarkan pada produksi dan kebutuhan konsumsi bulanan, serta memperhitungkan stok yang ada.  

(Baca: Gerakan Percepatan Tanam, Momentum Tingkatkan Produksi Pangan Nasional)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto