Mayora Group kembali mengekspor produk makan minuman (mamin) senilai Rp 1,07 triliun. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto optimistis ekspor produk mamin dapat bertahan dan tetap berkembang di tengah pandemi corona.
"Produk mamin Indonesia diharapkan bisa semakin eksis dan dikenal, tidak hanya di kancah domestik namun juga di seluruh dunia," kata Agus usai melepas kontainer ekspor ke-4.000 Mayora Group dalam siapan pers, Selasa (30/6).
Sepanjang Januari-Juni 2020, Mayora Group secara total telah mengekspor 17.000 kontainer makanan minuman ke sejumlah pasar. Hal tersebut diharapkan bisa terus dipertahankan di masa pandemi.
(Baca: Dorong Ekspor Makanan, Pemerintah Diminta Fokus Garap Pasar Afrika)
Agus menjelaskan, beberapa produk Mayora, seperti Torabika dan Kopiko telah memiliki pasar di negara lain. Misalnya, permen kopiko yang merupakan produk permen kopi nomor satu di Filipina, Vietnam, Malaysia, India, kawasan Afrika dan Timur Tengah, hingga Amerika Serikat.
Selain itu, produk kopi kemasan Mayora juga telah menjadi pemimpin pasar di Filipina dengan torehan sebesar 46%.
Dengan capaian tersebut, Agus pun optimistis masih ada peluang ekspor di beberapa sektor seperti pertanian, kesehatan, dan mamin olahan. Terlebih lagi, kesadaran konsumen terhadap produk mamin yang higienis dan baik bagi imun tubuh terus meningkat.
"Untuk itu, diperlukan strategi khusus dalam memasarkan produk yang inovatif dan berkualitas, bermutu, serta memiliki produktivitas yang efisien," ujar Agus.
Presiden Direktur Mayora Group Andre Sukendra Atmadja menyatakan, Mayora Group berkomitmen ikut membangun perekonomian Indonesia, baik melalui bisnis dalam negeri maupun ekspor.
(Baca: Kemendag Incar Pangsa Pasar Baru untuk Genjot Ekspor Makanan & Minuman)
“Pelepasan kontainer ekspor ini merupakan wujud nyata dan komitmen Mayora dalam memajukan perekonomian Indonesia melalui kegiatan ekspor,” ujarnya.
Produk Mayora seperti Torabika, Kopiko, Beng Beng, dan Danisa, tidak hanya berhasil diekspor, tapi mampu menjadi pemimpin pasar di berbagai negara. Hal tersebut menunjukkan, ekspor produk makanan olahan dari Mayora tetap mampu bersaing di pasar global.
Berdasarkan data Kemendag, pada periode Januari–Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 4,3 miliar. Dari angka tersebut, nilai ekspor produk makanan olahan Indonesia pada Januari−Mei 2020 tercatat sebesar US$ 1,32 miliar, meningkat 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada Januari−Mei 2020 di antaranya yakni Amerika Serikat senilai US$ 293,6 juta (dengan pangsa pasar 22,11%), Filipina US$ 161,4 juta (12,15%).
Lalu, Malaysia US$ 101,6 juta (7,65%), Singapura US$ 74,9 juta (5,64%), dan Jepang US$ 71,9 juta (5,41%).