Sektor industri manufaktur Tanah Air kembali menggeliat di tengah tekanan pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia Agustus yang berada pada level 50,8 naik 3,9 poin dari indeks periode Juli 2020 yang berada di level 46,9.
Capaian indeks manufaktur Indonesia di level 50,8 menandakan industri berada dalam fase ekspansif karena melampaui ambang netral 50,0.
“Ini merupakan kabar gembira, artinya salah satu indikator perekonomian kita mulai merangkak naik. Ini harus kita jaga dan terus ditingkatkan dengan tetap fokus dan kerja keras dalam upaya pemulihan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (1/9).
Kendati banyak industri mulai beroperasi, protokol kesehatan ketat harus tetap diperhatikan dan diterapkan. Pemerintah pun mewajibkan perusahaan industri untuk aktif melaporkan penerapan protokol kesehatan viaonline melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).
Menurut laporan IHS Markit, indeks manufaktur Indonesia pada Agustus tahun ini menunjukkan peningkatan yang solid, baik dalam produksi maupun pesanan baru. Hal ini lantas berkontribusi positif terhadap kondisi bisnis yang menurun sejak Februari.
Ekspansi pada output dan permintaan baru tersebut mengalami kisaran yang tercepat selama enam tahun.
Menurut survei, perusahaan manufaktur di Indonesia umumnya menyatakan output dan pertumbuhan penjualan yang kuat berasal dari pembukaan kembali ekonomi secara bertahap. Ini ditunjukkan oleh peningkatan permintaan konsumen, terutama didorong oleh pasar domestik.
Selanjutnya, indeks manufaktur Indonesia pada bulan kedelapan juga memperlihatkan kepercayaan bisnis yang naik ke level tertinggi sejak Mei. Hal ini karena perusahaan menyesuaikan diri dengan pelonggaran bertahap pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait penyebaran virus corona.
“Kementerian Perindustrian terus mengawal sektor industri manufaktur nasional agar dapat tumbuh positif dan dapat sepenuhnya pulih dari tekanan dampak pandemi Covid-19. Kebijakan yang sudah kami keluarkan akan dievaluasi efektivitasnya dan disesuaikan dengan kondisi di sektor industri,” ujar Agus.
Indeks Manufaktur Asean
Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan, untuk pertama kalinya sejak Februari, perusahaan manufaktur Indonesia melaporkan perbaikan kondisi bisnis pada bulan Agustus. “Permintaan juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali, membantu mengurangi laju kehilangan pekerjaan,” ujarnya.
Data terbaru ini mengisyaratkan bahwa ekonomi akan bangkit lebih kuat setelah jatuh pada triwulan kedua. “Oleh karena itu, permintaan harus terus membaik dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.
Dibandingkan negara Asean lainnya, PMI manufaktur Indonesia pada Agustus lebih unggul dari indeks manufaktur Malaysia yang tercatat di level 49,3 dan Thailand berada di angka 49,7.
Filipina dan Vietnam bahkan mencatatkan penurunan indeks selama Agustus, masing-masing di angka 47,3 dan 45,7. Sedangkan, Singapura berada di angka 43,0.
Sementara itu, untuk PMI Manufaktur Korea Selatan menempati posisi 48,5 dan PMI manufaktur Jepang menyentuh angka 47,2 pada Agustus 2020.