Bisnis pariwisata mulai bangkit meski pandemi belum berakhir. Salah satu indikasinya, penerbangan mulai ramai saat libur panjang akhir pekan pada Oktober 2020 lalu. Selain itu, masyarakat yang bepergian ke luar kota juga membuat hunian hotel mulai bertambah.
PT Garuda Indonesia Tbk misalnya, melayani sampai 40 ribu penumpang per hari pada libur Panjang akhir pekan tersebut. Angka itu 100% lebih tinggi dari target perusahaan sebanyak 20 ribu per hari.
Garuda pun menjalankan berbagai strategi untuk terus meningkatkan jumlah penumpang. Di antaranya, dengan memberikan diskon harga tiket ke sejumlah tujuan. Hal ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi airport tax di sejumlah bandara.
“Harga memang penting, makanya di momen tertentu kami memberikan penawaran harga,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam Indonesia Industry Outlook 2021 (6/11).
Selain itu, maskapai juga meningkatkan keamanan melalui penerapan protokol Kesehatan secara ketat. “Garuda Indonesia memastikan jumlah penumpang untuk terbang terus meningkat. Bersamaan dengan tagline perusahaan, kami hendak meyakinkan penumpang bahwa terbang bersama Garuda bisa aman dan terpercaya,” ujarnya.
Ia memperkirakan, lonjakan penumpang pesawat akan kembali terjadi saat libur Panjang akhir tahun 2020 mendatang. Setelah itu, ia berharap penerbangan akan berangsur normal pada tahun depan. Apalagi, beberapa rute internasional mulai dilonggarkan.
Berikut adalah gambaran merosotnya penerbangan internasional di tengah pandemi:
Jika bisnis penerbangan mulai lepas landas, bagaimana dengan perhotelan? Presiden Director PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said mengatakan bahwa saat ini tingkat hunian atau okupansi hotel telah mulai membaik dibandingkan dengan masa awal pandemi.
Bagaimanapun, berdasarkan riset yang dilakukan Inventure pada bulan Agsustus yang melibatkan 1.212 responden, 59,6% masyarakat masih meragukan kesiapan hotel dalam menerapkan protokol kesehatan.
Ia mengimbau petugas hotel untuk memprioritaskan protokol kesehatan juga meningkatkan kebersihan di area hotel. Selain itu, hotel juga diharapkan dapat membatasi jumlah tamu yang menginap dan pengunjung yang berenang. Tamu juga harus mengenakan masker di ruang public seperti lobi dan restoran.
“Kami berusaha meyakinkan masyarakat agar tetap bisa beraktivitas di luar rumah. Hanya saja caranya yang sedikit berubah, lebih memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya.