Permintaan CPO Terus Naik, Industri dalam Negeri Berangsur Pulih

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/NZ.
Petani memetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Desa Pasi Kumbang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Kamis (11/6/2020).
Editor: Yuliawati
17/11/2020, 11.54 WIB

Ekspor dan produksi minyak sawit di Indonesia mulai mengalami pemulihan dengan kenaikan selama tiga bulan terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor minyak kelapa sawit per Oktober 2020 mencapai 2,36 juta ton atau naik 5,35% dibandingkan September yang tercatat 2,24 juta ton.

Meski menunjukkan kenaikan, tapi secara akumulasi jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Jumlah volume ekspor minyak kelapa sawit mulai dari awal 2020 hingga Oktober sebesar 21,68 juta ton atau turun 6,64% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat 23,88 juta ton.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) merasakan kenaikan permintaan dari beberapa negara importir yang ekonominya mulai menggeliat kembali dari pandemi. Selain itu produsen di negara tujuan mulai berinvestasi kembali karena melihat dampak positif perubahan politik di Amerika Serikat. Mereka menyambut baik terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump.

"Hubungan antara Amerika dan Tiongkok pun diperkirakan akan pulih dan mengerek ekonomi, sehingga permintaan minyak sawit ikut terpengaruh,” ujar Ketua DPP APKASINDO Gulat Manurung saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (16/11).



Harga sawit sepanjang 2020 pun menunjukkan tren positif jika dibandingkan dengan harga tahun sebelumnya. harga rata-rata minyak sawit mentah atau CPO periode Agustus naik menjadi US$ 703 per ton Cif Rotterdam dibandingkan periode Juli US$ 659 per ton.
 
Meski harga minyak sawit sempat mengalami penurunan pada April dan Mei akibat pandemi, namun harga CPO 2020 jauh lebih tinggi dibanding harga terendah 2019. "Harga CPO pun berhasil pulih sehingga membentuk V shape recovery (pemulihan yang cepat)," kata dia.

Dengan perkembangan seperti ini, Apkasindo memprediksi sampai akhir tahun permintaan sawit akan terus membaik. Terutama dari konsumsi domestik untuk penggunaan B30 dan produk turunan CPO lainnya.  “Kendati demikian, diperkirakan volume ekspor CPO akan turun tipis, berkisar 3% - 5%,” katanya.

Kenaikan Produksi Tiga Bulan Terakhir

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi minyak sawit mentah Indonesia menunjukkan kenaikan produksi yang konsisten dalam tiga bulan terakhir.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menyebutkan bahwa produksi CPO pada Juli tercatat sebesar 3,85 juta ton, kemudian naik menjadi 4,38 juta ton pada Agustus, dan 4,73 juta ton pada September 2020.

"Secara year on year sampai dengan September, produksi 2020 masih lebih rendah minus 4,7% dari produksi 2019," kata Mukti Sardjono, Kamis pekan lalu.



Selain produksi, Mukti menjelaskan bahwa konsumsi dalam negeri untuk pangan dalam empat bulan terakhir juga menunjukkan kenaikan yang konsisten. Jumlah konsumsi pada September 2020 mencapai 667 ribu ton. Secara year on year sampai dengan September, konsumsi untuk pangan masih lebih rendah dari tahun lalu dengan penurunan 15,8%. Kenaikan konsumsi untuk oleokimia cenderung mendatar.

Untuk konsumsi produk oleokimia pada September mencapai 151 ribu ton sama dengan bulan Agustus dan hanya 3 ribu ton lebih tinggi dari bulan Juli. Secara year on year sampai dengan September, konsumsi pada oleokimia sudah lebih tinggi sebesar 49% dari 2019.

Konsumsi minyak sawit untuk biodiesel pada September 2020 mencapai 630 ribu ton, naik 54 ribu ton dari bulan Agustus. Secara YoY, konsumsi untuk biodiesel meningkat 27,2% dari 2019. "Kenaikan konsumsi dalam negeri dan ekspor menjadi menjadi harapan untuk mengantisipasi kenaikan produksi," kata Mukti.

Reporter: Annisa Rizky Fadila