Sinyal Redup Pemulihan Industri Otomotif

ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum
Model berpose di samping New Honda Civic Hatcback RS saat peluncuran di Jakarta, Kamis (6/2/2020). Model ini dihadirkan dengan tampilan yang semakin "sporty" dan "stylish" dengan berbagai perubahan bagian interior dan eksterior yang menjadi varian terbaru dari legenda Honda Civic di Indonesia.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
17/11/2020, 20.53 WIB

Penjualan mobil domestik terus menunjukkan peningkatan dari kondisi terburuknya saat dihantam pandemi Covid-19. Namun, geliat industri otomotif dinilai masih jauh di bawah kondisi normal.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil domestik pada Oktober mencapai 49.043 unit, naik 1% dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 48.554 unit. Meski naik tipis, pembukuan tersebut jauh lebih baik dibandingkan Mei lalu yang mencatatkan penjualan terendah sepanjang tahun ini, yaitu 3.551 unit.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyebutkan, penjualan tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. "Masih jauh dari pulih. Biasanya per bulan rata-rata 90.000 unit, Oktober baru mencapai 49.000 unit," kata Jongkie saat dihubungi Katadata, Selasa (17/11).

Melihat kinerja tersebut, Gaikindo pun kembali merevisi target penjualan tahun ini, dari 600 ribu unit menjadi 525 ribu unit. Jumlah itu turun 49,03% dibandingkan capaian penjualan tahun lalu sebanyak 1.030.126 unit.

Meski target telah diturunkan, Jongkie menilai peningkatan penjualan berat untuk dicapai oleh para Agen Pemegang Merek (APM). Sebab, masih ada selisih sebesar 103.911 unit mobil yang harus dibukukan penjualannya agar target tercapai. Ini artinya, rata-rata penjualan harus mencapai 51,9 ribu unit dalam dua bulan terakhir.

"Semua APM sedang mati-matian untuk meningkatkan penjualan di dua bulan terakhir," ujar dia.

Jongkie pun berharap, pemerintah dapat mendukung penjualan kendaraan dengan memberikan insentif fiskal yang berdampak pada harga jual kendaraan bermotor. Beberapa di antaranya seperti pengurangan sementara Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Sementara, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan, penjualan mobil Honda mengalami peningkatan pada Oktober lalu. Namun, raihan tersebut belum memulihkan utilisasi pabrik yang sempat tutup pada awal pandemi.

"Belum pulih, ya. Total market sekarang masih 50% dibandingkan tahun lalu. Utilitas produksi masih di sekitar angka itu," kata Billy.

Namun, penjualan mobil Honda secara wholesales (pabrik ke dealer) pada Oktober mencapai 7.732 unit, naik 32% dibandingkan September. Sementara itu, penjualan mobil secara retail megalami kenaikan 12% dibandingkan September.

Pada penjualan retail, kontribusi terbesar disumbang oleh Honda Brio dengan andil 61% dari total penjualan retail. Hal ini lantaran Honda Brio memiliki biaya perawatan dan operasional yang ringan, memiliki performa mesin yang bagus, dan harga jual kembali yang tinggi.

Berikut adalah Databoks 10 merek mobil paling laris tahun ini:

Adapun, peningkatan penjualan tersebut dinilai karena aktivitas konsumen yang mulai kembali bergerak. Selain itu, Honda juga menawarkan program penjualan untuk menarik minat konsumen, seperti pemberian keringanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memiliki kendaraan.

Sementara itu, Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu menilai penjualan mobil akan semakin meningkat pada akhir tahun ini hingga memasuki 2021 mendatang. Salah satu penyebabnya adalah promo rutin akhir tahun oleh berbagai merek otomotif.

Selain itu, dimungkinkannya masyarakat untuk lebih bebas bepergian dengan mobil akan menjadi pemicu meingkatnya hasrat mereka yang saat ini menunda pembelian kendaraan baru. Dukungan leasing yang memperlunak uang muka, bunga dan masa ciclan akan menjadi pemicu lainnya yang memacu semangat konsumsi masyarakat.

Tren peningkatan penjualan mobil diperkirakannya akan berlanjut tahun depan dengan adanya peluncuran desain-desain baru, termasuk mobil listrik. Menurutnya, penjualan kendaraan akan normal kembali saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,6%, dan bukan tidak mungkin akan menembus 6%  di tahun 2023.

Kuncinya, menurut Yannes, jangan ada lagi kebijakan lockdown skala besar yang sangat mematikan seluruh sendi perekonomian masyarakat. “Semakin lama kita berputar-putar di masalah Covid-19, semakin lama ekonomi kita pulih,” ujarnya.

Penjualan Oktober Didominasi oleh Astra

Gaikindo mencatat, penjualan kendaraan pada Oktober didominasi oleh merek-merek dari Grup Astra, yaitu sebanyak 26.410 unit. Jumlah ini menurun 48,4% dibandingkan capaian tahun lalu sebanyak 51.280 unit. Sementara itu, total penjualan Low Cost Green Car (LCGC) Astra mencapai 7.349 unit.

Secara rinci, penjualan Toyota mencapai 16.419 turun 47,2% dari Oktober 2019 sebanyak 31.142 unit. Kemudian, Daihatsu membukukan penjualan 8.289 unit atau anjlok hingga 52,7% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebanyak 17.530 unit.

Berikut adalah Databoks yang menggambarkan dominasi Grup Astra pada industri otomotif Indonesia:

Selanjutnya, Isuzu mencatatkan penjualan sebanyak 1.634 unit, merosot 34,1% dari Oktober tahun lalu 2.481 unit. Sementara, penjualan UD Trucks dan Peugeot masing-masing mencapai 59 unit dan 9 unit. Keduanya mengalami penurunan penjualan sebesar 47,3% dan 40%.

Di sisi lain, total penjualan mobil non Astra mencapai 22.633 unit, turun dari tahun lalu pada periode yang sama sebanyak 44.848 unit. 

Bila dirinci, penjualan Mitsubishi mencapai 7.118 unit atau turun 49,09% secara tahunan. Kemudian, Honda membukukan penjualan 7.732 unit atau terkontraksi 46,6% dibandingkan Oktober 2019.

Sementara, penjualan Suzuki mencapai 5.143 unit atau turun 41,02% secara tahunan. Sedangkan Nissan hanya membukukan penjualan 37 unit, anjlok 92% dibandingkan Oktober tahun lalu. Di luar itu, penjualan mobil non Astra lainnya mencapai 22.633 unit.

Reporter: Rizky Alika