Wakil Mentan Harvic Hasnul Ingin Terobosan di Sektor Pangan

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Petani memanen padi di areal sawah terasering desa Bantaragung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020). Wakil Menteri Pertanian Haverick Hasnul Qolbi memaparkan strateginya di bidang pertanian.
Penulis: Ekarina
24/12/2020, 15.37 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Harvick Hasnul Qolbi sebagai Wakil Menteri Pertanian. Ia mengungkapkan sejumlah rencana menggeliatkan sektor pertanian dan meningkatkan produksi pangan.

Mantan Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengatakan bakal membantu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mencapai visi Presiden Jokowi di bidang pertanian. Salah satunya, peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi.

"Konsolidasi kelompok tani juga penting agar lebih bisa massif dan memiliki daya saing," katanya dalam pesan singkat kepada Katadata.co.id, Kamis (24/12). 

Dia juga mengatakan, pandemi ini memberikan pekerjaan rumah (PR) besar dalam bidang ketahanan pangan. Kondisi ini banyak membuat masyarakat dan pelaku usaha terdampak.

"Karena itu persoalan ini memang menjadi salah satu pesan krusial Presiden kepada saya untuk membantu Mentan," ujarnya.

Strategi pertanian perlu dilakukan dengan cara mendorong inovasi penyimpanan hasil panen yang bersifat tahan lama dan menjaga kualitas. Agar tidak selalu merugi karena berbagai risiko hasil panen, petani juga memerlukan asuransi pertanian.

Sedangkan untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningatkan minat bercocok tanam masyakat, dia menilai masih ada berbagai sejumlah kendala tanam. Seperti, keterbatasan lahan, dan upah petani yang kian menurun.

"Pekerjaan rumah ini yang perlu dibenahi dan menjadikan pertanian sebagai benteng perekonomian, terutama di masa sulit seperti ini,"' kata dia.

Oleh karena itu, langkah konkrit seperti pembangunan food estate dinilai perlu dilakukan, untuk mendiversifikasi hasil komoditas pangan.

Selain itu, gerakan nasional milenial bertani juga perlu diperkuat untuk mendorong generasi muda mau bercocok tanam, termasuk skala rumah tangga. Sehingga keluarga akan cukup pangan dan diharapkan bisa memperkuat ketahanan pangan secara nasional. 

Pemerintah berusaha mencegah krisis pangan dengan membuat lumbung pangan terintegrasi atau food estate. Program ini memanfaatkan lahan seluas 164,6 ribu hektare di Kalimantan Tengah untuk intensifikasi dan ekstensifikasi.

Proyek tersebut dikerjakan mulai tahun ini sampai 2022 dengan rincian 20 ribu hektar di kabupaten Kapuas dan 10 ribu hektar di kabupaten Pulang Pisau.

Produksi beberapa bahan pangan di dalam negeri memang menurun. Beras misalnya, tercatat menurun dari 33,9 juta ton pada 2018 menjadi 31,3 juta ton pada 2019.

Kemudian, jumlahnya pada Januari-Agustus 2020 yang sebanyak 23 juta ton masih lebih rendah 6% dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Ketergantungan impor pangan turut mengkhawatirkan.

Kedelai dan daging sapi meningkat masing-masing menjadi 88,1% dan 34,7% pada 2019 dan gula masih di kisaran 60%. Hanya beras dan jagung yang menurun signifikan. Oleh karena itu, food estate bertujuan menanam dan membudidayakan berbagai komoditas.

Dalam kunjungan kerjanya, Presiden Joko Widodo telah menyaksikan penanaman tanaman selain padi dan budidaya ikan keramba di irigasi lumbung pangan tersebut.

“Kita harapkan hasilnya bukan hanya padi, tetapi ada jeruk dan kelapa, plus bawang merah,” kata Jokowi di kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah pada 8 Oktober 2020.

Reporter: Muhammad Ahsan Ridhoi