Kemenperin Sebut RI Siap Produksi 1.200 Unit Bus Listrik per Tahun

ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah turun dari bus listrik BYD tipe C6 seusai uji coba di terminal Batoh, Banda Aceh, Aceh, Selasa (12/1/2021). Bus angkutan umum yang ramah lingkungan dan bertenaga listrik jenis BYD tipe C6 milik Dishub Aceh tersebut mampu menempuh jarak 200 kilometer dengan daya tahan baterai 14 jam.
Penulis: Happy Fajrian
2/2/2021, 20.39 WIB

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan bahwa Indonesia siap memproduksi bus listrik dengan kapasitas produksi 1.200 unit per tahun. Adapun saat ini ada tiga industri yang siap memproduksi bus ramah lingkungan tersebut.

"Ada tiga industri, di antaranya PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi Kepala KSP Moeldoko, PT INKA, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI)," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier dalam acara Busworld Southeast Asia, Selasa (2/2).

Menurut Taufiek, kesiapan Indonesia memproduksi bus listrik seiring dengan perkembangan teknologi dan penguatan aspek lingkungan serta penurunan karbon.

Dia menyebutkan bahwa Indonesia harus beradaptasi untuk membangun produk dengan inovasi yang mengikuti perkembangan itu. Teknologi yang digunakan untuk bus listrik juga telah ada dalam peta jalan yang disusun Kemenperin.

Pemerintah juga mempersiapkan jaringan charger station untuk kendaraan listrik, pabrik baterai kendaraan listrik hingga penguatan infrastruktur kendaraan berbasis listrik . "Semua sudah kita akomodasi teknologi yang berkembang, sudah ada di roadmap," ucapnya.

Taufik berharap, kontribusi industri bus nasional dapat terus meningkat terhadap ekonomi nasional mengingat potensinya yang cukup besar.

"Dari sisi demografi, Indonesia berpenduduk 260 juta terdiri dari 34 provinsi, 451 kabupaten kota tentunya membutuhkan mobilitas kendaraan besar, seperti bus untuk kehidupan sehari-hari di samping kebutuhan sektor-sektor lain seperti pariwisata, pemerintahan, dan niaga," ujarnya.

Kebutuhan kendaraan listrik di Indonesia hingga 2030 dapat disimak pada databoks berikut:

Dalam perspektif itu, lanjut dia, penguatan industri bus di tanah air perlu dilakukan dengan serius agar pasar di dalam negeri diisi oleh produksi anak bangsa kita sendiri.

Industri Bus Bertahan di Tengah Pandemi

Sementara itu industri bus nasional diyakini masih mampu bertahan di tengah gempuran pandemi corona. Walaupun dari sisi produksinya terjadi penurunan, Taufiek menilai kebutuhan bus di dalam negeri masih cukup tinggi sehingga menjadi salah satu faktor penopang industri bus.

Halaman:
Reporter: Antara