Krakatau Steel Operasikan Pabrik Baja Baru Rp 7,5 Triliun Mulai April

Agung Samosir|KATADATA
Produksi baja di pabrik Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
Penulis: Happy Fajrian
26/3/2021, 10.16 WIB

Pabrik baja baru hot strip mill (HSM) 2 milik PT Krakatau Steel Tbk di Cilegon, Banten, akan mulai beroperasi pada April 2021. Pabrik yang dibangun dengan investasi sebesar US$ 521 juta atau sekitar Rp 7,52 triliun ini memiliki kapasitas produksi baja hot rolled coil (HRC) 1,5 juta ton per tahun.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menyampaikan, produk utama dari HSM 2 ini adalah produk baja HRC yang didedikasikan untuk memenuhi pasar otomotif dengan spesifikasi kualitas yang tinggi. Selain itu HRC juga digunakan untuk general structure dan bahan baku pipa baja.

“Produksi eksisting HSM Krakatau Steel saat ini mencapai 2,4 juta ton, artinya dengan penambahan 1,5 juta ton dari pabrik HSM 2, kapasitasnya menjadi jadi 3,9 juta ton per tahun,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (26/3).

Ia menambahkan bahwa Krakatau Steel dapat berkontribusi terhadap market HRC lokal sebesar 65%, sisanya didukung oleh industri lainnya di dalam negeri. Angka tersebut meningkat dibandingkan 2020 yang sebesar 45%.

Rampungnya pembangunan pabrik HSM 2 milik Krakatau Steel diapresiasi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Ini karena perluasan fasilitas produksi ini berkontribusi terhadap program substitusi impor yang dicanangkan pemerintah.

“Pemerintah memiliki program substitusi impor sebesar 35% sampai 2022. Dimana produk baja yang dihasilkan dari pabrik HSM 2 milik Krakatau Steel nantinya dapat berkontribusi mengisi ruang impor tersebut,” ujar Menperin.

Agus menilai Krakatau Steel telah melakukan banyak perubahan dan kemajuan yang berjalan baik. Oleh karena itu, dia akan melaporkan hasil kunjungannya tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan meresmikan pabrik tersebut pada minggu ketiga April.

Konsumsi baja Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, konsumsi baja Indonesia mencapai 15,8 juta ton. Ke depan masih ada ruang pengembangan industri baja untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan pembangunan infratruktur di Indonesia.

Halaman: