Kemendag Klaim Daging Sapi Mahal Hanya di Jabodetabek dan Bandung

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Pedagang menimbang daging sapi yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2021).
Penulis: Happy Fajrian
29/3/2021, 20.26 WIB

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan harga daging sapi di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya sedikit menonjol karena mengalami kenaikan, sedangkan harga di daerah-daerah relatif stabil dan aman.

"Untuk di daerah-daerah harga (daging) sapi itu murah-murah, hanya berkisar Rp 100.000 atau Rp 105.000 (per kg). Jumlah sapi di daerah sangat banyak," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra dalam seminar daring di Jakarta, Senin (29/3).

Dia juga mengingatkan pentingnya Kemendag bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, untuk membuat koloni-koloni komunal untuk industri sapi ini.

"Jadi yang ramai cuma kita yang di sini-sini saja (Jabodetabek dan Bandung Raya), kalau di daerah-daerah InsyaAllah aman," katanya.

Meski demikian, menurut data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PHIPS) Nasional, harga daging sapi kualitas 2 di berbagai daerah masih cukup tinggi, di atas Rp 105.000 per kg pada Senin (29/3).

Hanya di Riau dan Kepulauan Riau harga daging sapi di bawah Rp 100.000, masing-masing Rp 97.500 dan Rp 80.000. Selama sepekan terakhir harga daging sapi kualitas 2 di Kep. Riau tidak bergerak dari Rp 80.000, sedangkan di Riau harganya sedikit naik dari Rp 95.850 per kg.

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan harga daging sapi kualitas 2 termahal, mencapai Rp 126.250 per kg. Berikutnya Papua Barat harga daging sapi kualitas 2 Rp 125.000 per kg, Bengkulu Rp 124.400.

Sedangkan untuk daging sapi kualitas 1 harga rata-rata nasional mencapai Rp 123.000 per kg. Harga daging kualitas 1 tertinggi terdapat di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Rp 140.000 per kg, kemudian Kalimantan Selatan Rp 135.000, Kalimantan Barat Rp 134.600, serta Jawa Barat Rp 133.350.

Harga daging sapi kualitas 1 terendah ada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Rp 103.350 per kg, Kepulauan Riau Rp 108.000, dan Sulawesi Selatan Rp 109.000.

Kebutuhan Daging Sapi Diprediksi Melonjak

Berdasarkan neraca ketersediaan daging sapi 2021, Kemendag memperkirakan kebutuhan terhadap daging sapi sekitar 52.156 ton pada Maret, pada April naik sekitar 59.979 ton, sedangkan pada Mei sebanyak 76.769 ton.

Kemendag memproyeksikan sapi-sapi eks bakalan yang kemungkinan masuk melalui Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) bisa mencapai 4.984 ton pada Maret. Kemudian pada April diharapkan dapat masuk 6.491 ton dan pada Mei 8.400 ton.

Sementara itu, pasokan yang berasal dari importir daging direncanakan mencapai 36.754 ton di Maret, pada April sebanyak 13.881 ton dan Mei sebanyak 11.659 ton.

Kemudian, dari penugasan untuk Bulog, Kemendag mendapatkan informasi, pasokan daging sapi akan masuk pada Maret sekitar 2.772 ton, pada April 20.024 ton, dan Mei sebanyak 14.668 ton.

"Untuk (pasokan daging) Mei ini, kita berharap itu akan masuk sebelum Hari Raya Idul Fitri. Kalau sudah lewat Idul Fitri, maka sudah lewat momentumnya," kata Syailendra.

Saat menyusun neraca ketersediaan daging sapi, Kemendag berharap pasokan daging sapi pada Maret bisa mencapai antara 5.000 sampai 10.000 ton untuk membuat psikologi pasar bahwa semua daging sapi tersedia dan harganya terkendali.

Sementara itu potensi sapi siap potong dari 34 provinsi sebanyak 262.737 ekor. "Kami berharap rencana impor daging beku harus bisa masuk sesuai dengan jadwal ini. Kalau tidak akan mempengaruhi harga mengingat ini yang akan membantu menstabilkan harga daging sapi di pasar," katanya.

Reporter: Antara