Semakin Banyak Konsumen Menginginkan Produk Sawit Berkelanjutan

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.
Pekerja menimbang tandan buah segar sawit di Kelurahan Purnama Dumai, Riau, Rabu (3/2/2021). Semakin banyak konsumen yang menginginkan produk sawit berkelanjutan.
23/4/2021, 15.17 WIB

Minyak sawit merupakan bahan baku berbagai produk, seperti alat kebersihan pribadi, makanan, kosmetik, hingga perlengkapan rumah tangga. Penggunaan yang luas ini dikarenakan produktivitas kelapa sawit yang tinggi dibanding tanaman penghasil minyak nabati lain.

Bagaimanapun, berbagai isu seperti pemanasan global, pembukaan lahan hingga kebakaran hutan membuat lebih banyak konsumen menuntut produk sawit yang mereka gunakan berkelanjutan atau memiliki ekolabel.

Sementara, saat ini ketersediaan produk-produk berekolabel di pasaran memang masih sedikit.

“Konsumen cerdas dapat terwujud jika pilihan produk sawit berekolabel sudah banyak ditemui di pasaran,” kata Dila Hadju, Founder Tumbuhijaurban, dalam webinar “Menjadi #KonsumenCerdas2021 dengan Memilih Produk Kelapa Sawit Berekolabel”, Kamis (22/4).

Ia mengatakan, kesadaran konsumen Indonesia terhadap produk yang baik dan bekelanjutan semakin meningkat. “Jadi dengan sesederhana membeli produk berekolabel mudah-mudahan, kami sebagai konsumen bisa ikut membantu untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan,” ujarnya.

Simak Databoks berikut: 

Sementara itu, Senior Manager Global Community Outreach & Engangement RSPO, Imam A. El Mazruq mengatakan, produk sawit yang berekolabel juga dapat membantu konsumen untuk mengetahui bahwa produk yang dibeli berasal dari pengolahan yang baik dan ramah lingkungan.

Sebelumnya, survei pada tahun 2015 oleh Daemeter menunjukkan 71% konsumen bersedia beralih konsumsi ke produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan, di mana 27% di antaranya bersedia membayar lebih mahal.

Kemudian, survei MarkPlus  di tahun 2020 menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga 82% konsumen bersedia beralih konsumsi ke produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan dan bersedia membayar kenaikan harga antara Rp1.200 sampai Rp6.700.

Menanggapi permintaan pasar yang semakin tinggi, perusahaan retail saat ini memiliki peran yang penting dalam mewujudkan pola konsumsi cerdas di Indonesia.

“Kami sedang menyiapkan produk minyak goreng yang berekolabel untuk menjawab permintaan pasar serta mendukung konsumsi berkelanjutan. Kami menargetkan satu atau dua bulan lagi produk ini sudah ada di toko-toko kami,” kata Arya Kusumo, Sustainability Department Head, Super Indo dalam kesempatan yang sama.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi