Sarinah - Dufry Buka 100 Gerai Bebas Bea di Dunia untuk Produk UMKM RI

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Warga melintas di depan toko Sarinah yang tutup, di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Penulis: Rizky Alika
12/5/2021, 13.35 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), melalui Sarinah, ingin bekerja sama dengan perusahaan retail bebas bea atau duty free, Dufry, untuk membangun 100 gerai duty free pilihan di dunia. Gerai ini akan menjual produk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan komoditas unggulan Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hari ini, Rabu (12/5), telah bertemu dengan salah satu pendiri perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut, Luis Andres N. Holzer. Menurut Erick, Dufry menyepakati usulan tersebut dan berkomitmen untuk membuka 100 gerai duty free bersama dengan Sarinah.

"Kita bisa memulai dengan 10 produk super prioritas, super unggul, dan super diminati di pasar duty free dan ekspor dulu, selain agar kita fokus, juga untuk memperoleh consumers insights yang lebih dalam," kata Erick seperti dikutip dari keterangan pers, Rabu (12/5).

Nantinya, gerai tersebut akan menjajakan produk seperti kopi, teh, rempah-rempah, produk kecantikan dan kesehatan, rotan, mebel, wastra, dan berbagai hasil bumi nusantara. Dengan kerja sama yang bersifat resiprokal ini Sarinah berpeluang hadir di berbagai gerai bebas bea Dufry di seluruh dunia.

Erick menjelaskan bahwa kerja sama Sarinah dengan Dufry telah dirintis sejak 2020. Sarinah akan menyediakan lahan untuk Dufry di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat. Disamping itu Sarinah juga akan membantu pengembangan bisnis duty free di berbagai bandara udara internasional di tanah air.

Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati mengatakan bahwa sebagai promotor dan kurator produk UMKM, Sarinah telah melakukan transformasi bisnis termasuk menyiapkan outlet down town duty free di Sarinah Thamrin. Diharapkan pada kuartal ke-IV 2021, soft opening sudah bisa dilakukan.

Menurut Fetty, kerja sama dengan mitra strategis kelas dunia seperti Dufry bukan pekerjaan mudah. Sarinah harus naik kelas dan berani bersaing di pasar global dari sisi permintaan. "Kami berterima kasih kepada Dufry atas kepercayaannya kepada Sarinah," ujar dia.

Namun dari sisi suplai, banyak pekerjaan rumah untuk menyiapkan produk-produk dalam negeri agar dapat bersaing dan merebut pasar global, baik melalui duty free retail maupun ekspor.

Sebagai informasi, Dufry merupakan perusahaan duty free terkemuka di dunia yang berdiri sejak 1865. Perusahaan ritel ini memiliki dan mengoperasikan 2.400 gerai bebas bea di berbagai belahan dunia dengan jumlah pelanggan mencapai 2,5 miliar orang per tahun.

Dufry menjadi pemimpin pasar global dalam bisnis duty free. Dufry juga pemilik jaringan retail shop Hudson Corporation di Amerika Serikat (AS).

Adapun, Erick menemui salah satu pendiri Dufry, Luis Andres N. Holzer, di sela kunjungan misi kerja sama bidang energi, kesehatan dan investasi dengan beberapa pengusaha AS.

Reporter: Rizky Alika