Asosiasi Pengusaha Ritel Modern seluruh Indonesia (Aprindo) memperkirakan omzet peritel mencapai Rp 12 triliun hingga Rp 15 triliun di seluruh Indonesia selama periode Ramadan dan Lebaran 2021.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, lebaran tahun ini menunjukan adanya tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan penjualan sebesar 25% sampai 30%.
“Peningkatan ini terjadi khususnya di minggu ketiga bulan April, setelah sebagian masyarakat menerima tunjangan hari raya (THR),” kata Roy kepada Katadata.co.id, Selasa (18/5).
Ia mengatakan, peningkatan penjualan tertinggi didominasi wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Jawa. Sedangkan kelompok masyarakat yang berkontribusi besar terhadap peningkatan penjualan adalah kelas menengah.
Peningkatan penjualan tersebut masih belum signifikan jika dibandingkan dengan tingkat penjualan pada periode lebaran sebelum adanya pandemi Covid-19. Pada periode tersebut tingkat penjualan bisa melonjak hingga 45%.
Larangan mudik menjadi salah satu pemicu transaksi pada saat momentum lebaran menjadi tidak sama seperti sebelumnya. “Masyarakat jadi tidak belanja oleh-oleh untuk dibawa ke kampung halaman masing-masing,” kata dia.
Ia mengatakan, industri ritel akan terus tumbuh jika pandemi Covid-19 bisa ditangani. Daya beli masyarakat juga turut membantu industri ritel untuk kembali pulih. “Kalau angka positif Covid-19 makin rendah, pasti akan ada pelonggaran-pelonggaran dan mendorong mobilitas masyarakat, sehingga meningkatkan transaksi masyarakat di ritel dan pusat belanja,” ujarnya.
Adapun, Roy menargetkan omzet peritel tahun ini bisa mencapai Rp 40 triliun hingga Rp 50 triliun. Sementara di tahun lalu ia mengatakan total omzet hanya sekitar Rp 20 triliun.
“Tahun ini kami harapkan ritel akan terus berkembang dan segera recovery. Kami memproyeksikan peningkatan penjualan akan kembali terjadi pada season libur natal dan tahun baru,” kata dia.
Ramadan Dongkrak Konsumsi
Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia atau BI mengindikasikan peningkatan kinerja penjualan ritel secara bulanan pada Maret 2021. Indeks Penjualan Riil (IPR) periode tersebut tumbuh 6,1%, dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,7%.
Peningkatan penjualan eceran terjadi pada seluruh kelompok terutama sub kelompok sandang, barang budaya dan rekreasi, dan bahan bakar kendaraan bermotor. Kinerja penjualan eceran secara tahunan juga membaik sebesar minus 14,6% dari bulan sebelumnya negatif 18,1%.
Kondisi tersebut didorong oleh membaiknya penjualan pada seluruh kelompok, terutama kelompok bahan bakar kendaraan bermotor. Kelompok lainnya juga menunjukkan perbaikan meski masih terkontraksi seperti kelompok sandang dan barang budaya.
Untuk April 2021, survei BI memperkirakan kinerja penjualan eceran baik secara bulanan maupun tahunan meningkat. Indeks Penjualan Ril April 2021 diprediksikan sebesar 209,3, atau secara bulanan tumbuh 11,4% dari 6,1% pada bulan sebelumnya.
Peningkatan ini sejalan dengan daya beli masyarakat yang meningkat saat Ramadan, keadaan musim dan cuaca yang mendukung, serta banyaknya program diskon. Secara tahunan, penjualan eceran April 2021 juga diperkirakan meningkat 9,8% dari sebelumnya minus 14,6%.
Adapun responden memperkirakan penjualan eceran pada tiga bulan ke depan (Juni) menurun secara terbatas dan enam bulan ke depan (September) relatif stabil. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) tiga bulan mendatang tercatat sebesar 149 atau sedikit menurun dibandingkan 150,5 pada bulan sebelumnya. Perkiraan tersebut dilatarbelakangi telah berakhirnya Idulfitri, sehingga permintaan masyarakat menurun.