Nestle Akui 30% Produknya Tidak Sehat, Mayoritas Es Krim dan Cokelat

ANTARA/Sella P
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (dua kanan) bersama Presiden Direktur Nestle Indonesia Dharnesh Gordhon seremoni peletakan batu pertama perluasan pabrik Nestle Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/7).
8/6/2021, 13.27 WIB

PT Nestlé Indonesia akhirnya buka suara atas laporan Financial Times mengenai 60% produknya yang diduga tidak sehat. Pihak Nestlé menyatakan, laporan itu tidak mencakup seluruh portofolio penjualan global.

“Laporan tersebut didasarkan pada analisis yang mencakup hanya sekitar setengah dari portofolio penjualan global produk-produk kami. Analisis itu tidak mencakup produk-produk gizi bayi/anak, gizi khusus, makanan hewan peliharaan, dan produk kopi,” demikian pernyataan Nestlé Indonesia, dikutip dari situs resminya, Selasa (8/6).

Namun, perusahaan tersebut mengakui, bahwa sekitar 30% dari produknya tidak memenuhi standar kesehatan eksternal yang ketat. Produk itu didominasi produk indulgent, seperti cokelat dan es krim. Namun, produk-produk tersebut tetap bisa dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang.

“Kami percaya portofolio merek dan kategori produk-produk kami berkontribusi secara positif untuk kesehatan komunitas yang kami layani di seluruh dunia,” ungkap pernyataan resmi tersebut.

Nestlé mengatakan, perusahaan terus berupaya memperbarui standar gizi, kesehatan, dan keafiatannya. Nestlé mengevaluasi semua portofolio, demi memastikan bahwa produk-produknya dapat membantu konsumen memenuhi kebutuhan gizi dan mendukung pola makan seimbang. 

“Nestlé senantiasa melakukan penilaian terhadap portofolio produk kami dan merenovasi serta memformulasi ulang produk-produk kami,” lanjut pernyataan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi