Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berkunjung ke Amerika Serikat (AS) membahas kerja sama suplai dan distribusi vaksin Covid-19. Dia berupaya meyakinkan berbagai pihak di AS bahwa kunci pemulihan ekonomi Indonesia adalah suplai dan distribusi vaksin.
“Prioritas Pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 adalah terjaminnya ketersediaan dan distribusi vaksin Covid-19 untuk menjaga kelancaran program vaksinasi dengan 208,2 juta target," kata Lutfi dalam keterangannya, Kamis (15/7).
Pernyataan itu disampaikan Mendag dalam forum bisnis “Indonesia-United States Trade and Investment Dialogue” yang dihadiri puluhan pengusaha AS, termasuk produsen vaksin Pfizer dan Jhonson & Jhonson di Gedung KBRI Washington DC. Lutfi menyampaikan Indonesia membutuhkan 426 juta dosis Covid-19 untuk menyelesaikan program vaksinasi tahun ini.
Varian baru Covid-19 jenis delta menyebabkan peningkatan secara eksponensial pasien COVID-19 di dalam negeri. Produk vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan Jhonson & Jhonson dengan jenis mRNA diharapkan dapat menjadi solusi Indonesia melawan varian delta tersebut.
Sehari sebelumnya, Mendag Lutfi bertemu Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop. Pertemuan tersebut membahas kerja sama pendanaan untuk meningkatkan rantai pasok vaksin berbasis mRNA ke Indonesia.
Lutfi mengatakan vaksin yang dikembangkan berdasarkan teknologi messenger RNA (mRNA) merupakan solusi untuk melawan varian Covid-19 terbaru. "Sehingga sangat penting bagi Indonesia untuk mempercepat suplai vaksin berbasis mRNA tersebut,” tambahnya.
Selain itu, Lutfi bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah, bertemu dngan Managing Director of Development Policy and Partnership Bank Dunia Mari Elka Pangestu.
Menurutnya, Bank Dunia sepakat bahwa kunci pemulihan ekonomi nasional bergantung pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Bank Dunia pun berkomitmen akan terus bekerja sama dalam penanganan Covid-19 dan pengembangan sistem kesehatan.