Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak buruk hampir di semua aspek kehidupan manusia. CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady mengatakan pandemi Covid-19 memberikan hantaman besar pada sisi permintaan (supply) dan penawaran (demand) di Indonesia.
Selama pandemi konsumen menahan konsumsinya, sedangkan di sisi lain juga terdapat ketidakseimbangan supply chain yang mengganggu proses produksi. “Banyak krisis ekonomi hanya menghancurkan salah satu saja, permintaan atau penawaran, tapi pandemi Covid-19 ini menghancurkan keduanya,” kata John dalam Katadata SAFE Forum 2021, Selasa (24/8).
John menilai pandemi Covid-19 bukan hanya menyebabkan krisis finasial seperti yang terjadi pada tahun 2008 yakni Subprime Mortgage Crisis di Amerika. Namun juga membuat krisis ekonomi yang nyata di berbagai sektor.
Banyak masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), dan tempat-tempat usaha seperti perkantoran dan ritel juga tidak diizinkan untuk beroperasi. “Ini tentu situasi yang sangat berat. Berbeda dengan krisis 2008, walaupun krisis itu menghantam dengan tajam tapi dengan cepat mereka bisa rebound,” ujar dia.
Meski demikian, John menilai pandemi Covid-19 membuat masyarakat memikirkan ulang bagaimana cara kerja yang semakin baik ke depannya. “Ini juga menjadi suatu momentum untuk keluar dari zona nyaman,” ujar dia.
Tantangan di Bidang Kesehatan
Jhon menyoroti kondisi sektor kesehatan yang sempat kewalahan dalam menangani pasien Covid-19. Ia mengatakan, saat ini industri kesehatan di Indonesia masih sangat kecil.
“Pengeluaran untuk sektor kesehatan hanya 3,1% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Jadi ini masih rendah sekali dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain,” kata dia.
Jhon mendorong pemerintah menaikkan anggaran pada sektor kesehatan. Hal ini agar kualitas dan pelayanan kesehatan semakin baik, terutama di masa pandemi yang belum diketahui pasti kapan akan berakhir.
Dia mencontohkan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sangat minim. Hanya didapatkan 1,1 tempat untuk 1.000 orang penduduk Indonesia. John menyebut, kondisi dan ketersediaan layanan kesehatan di Indonesia di masa pandemi masih minim.
“Kekurangan dokter juga menjadi suatu hambatan besar dalam meningkatkan kondisi dan ketersediaan layanan kesehatan kita. Ini memang menjadi tantangan dan tidak ada solusi jangka pendeknya,” katanya.