Di tengah Kembalinya Taliban, Ekspor Indonesia ke Afganistan Naik 362%

ANTARA FOTO/REUTERS/Social media handout//aww/cf
T. . . S. Suasana gerbang kantor gubernur provinsi di Panjshir, dalam foto yang diunggah ke media sosial Senin (6/9/2021).
Penulis: Maesaroh
15/9/2021, 16.03 WIB

Kinerja ekspor Indonesia ke Afganistan tidak terpengaruh konflik di negara tersebut. Ekspor Indonesia ke Afganistan justru melonjak 361,7% pada bulan Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal. Afganistan dalam keadaan keaadaan berkecamuk setelah kelompok Taliban kembali menguasai pemerintah pada 15 Agustus.

Data Badan Pusat Statistis  menunjukan ekspor Indonesia ke Afganistan pada Agustus 2021 mencapai US$ 2, 29 juta atau Rp32,74 miliar. Pada Juli 2021,  ekspor Indonesia hanya menembus US$ 495.280 atau Rp 7,08 miliar.

Beberapa komoditi andalan Indonesia ke Afganistan di antaranya produk industri farmasi, buah-buahan, karet dan barang dari karet.  Sebaliknya, impor Indonesia dari Afganistan anjlok 97,9% pada Agustus 2021 dibandingkan Juli 2021. 

 Menurut Data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Afganistan pada Januari-Juli mencapai US$8,03 juta, turun drastis dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni US$13,19 juta.  Sementara itu, impor Indonesia dari Afganistan pada periode Januari-Juli di bawah US$200 ribu.

Pada tahun 2020, total perdagangan Indonesia-Afganistan mencapai US$21,87 juta di mana ekspor Indonesia sebesar US$21,38 sementara impor hanya US$330.100.

Afganistan memang bukan mitra besar ekspor Indonesia. Dua negara sebenarnya sudah membicarakan upaya peningkatan dagang, terutama setelah Mantan Presiden Ashraf Ghani mengunjungi Jakarta pada 2017 silam.

Setelah pertemuan tersebut, Indonesia terus menjajaki kenaikan ekspor untuk produk-produk seperti  tekstil, produk konstruksi, farmasi, serta makanan.  Sementara itu, Afganistan tertarik untuk mengekspor produk andalan mereka seperti buah aprikot dan delima.

 Afganistan berada dalam kecamuk sejak kelompok Taliban kembali menduduki puncak kekuaaan pada 15 Agustus lalu, atau hanya dua minggu sebelum tentara Amerika Serikat menarik diri dari wilayah itu. Ratusan ribu orang memadati bandara Kabul untuk keluar dari Afganistan begitu Taliban menguasai pemerintahan. 

Dua bom meledak pada akhir Agustus di tengah proses evakuasi hingga menewaskan 90 orang dan 13 tentara AS. Taliban sudah membentuk pemerintahan baru dan dunia kini menunggu sikap kelompok itu dalam menjalankan pemerintahannya.

Sikap Taliban akan menentukan langkah negara lain dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.

 Sementara itu, BPS mencatat neraca perdagangan pada Agustus 2021 surplus US$ 4,74 miliar, mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Surplus ini terutama ditopang oleh kinerja ekspor yang melesat di tengah kenaikan harga komoditas.

Ekspor Indonesia pada Agustus menembus US$21,42 miliar melesat 20,92% dibandingkan bulan sebelumnya atau 64,1% dibandingkan Agustus 2020.. Angka tersebut juga menjadi pencapaian baru karena untuk pertama kalinya Indonesia mencatat ekspor di level US$20 miliar selama satu bulan.

Sementara impor tercatat US$ 16,68 miliar, naik 10,35% dibandingkan bulan lalu atau 55,26% dibandingkan bulan sebelumnya