Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) terus mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah serta kawasan wisata Danau Toba, di Sumatera Utara.
“Pembangunan kawasan industri ini merupakan pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi dan perumahan sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya, Kamis (30/9).
Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah menyelesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Akses KIT Batang yang merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Batang - Semarang sepanjang 3,1 km.
Sebagai informasi, pembangunan SS KIT Batang dilakukan mulai November 2020 hingga Juli 2021 dengan nilai kontrak sebesar Rp 142,3 miliar.
Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Prajudi mengatakan, Simpang Susun KIT Batang dikelola oleh BUJT PT JSB sebagai upaya untuk percepatan pengembangan KIT Batang.
“Pekerjaannya telah selesai dan saat ini dalam pelaksanaan penilaian oleh panitia PHO untuk kemudian proses Uji Laik Fungsi (ULF) dan Sertifikat Laik Operasi (SLO)," kata Prajudi.
Selanjutnya, KemenPUPR melalui Ditjen Bina Marga tengah melakukan pembangunan jalan KIT Batang sepanjang 50 km secara multi years contract (MYC) 2020-2022. Pembangunan jalan ini terbagi menjadi empat paket pekerjaan.
Paket I.1.A sepanjang 4,27 km senilai Rp198,9 miliar sudah selesai dikerjakan, Paket I.1.B sepanjang 3,66 km Rp167,5 miliar selesai dikerjakan.
Selanjutnya, Paket I.2 sepanjang 7,85 km Rp349,8 miliar dengan progres fisik 48,2%, Paket I.3 sepanjang 14,84 km Rp563,8 miliar dan Paket I.4 sepanjang 19,17 km Rp636,5 miliar dengan progres fisik 34,48%.
Adapun, Dukungan bidang Sumber Daya Air, KemenPUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen SDA menyiapkan pembangunan Bendung Sungai Urang seluas 29,32 m3 dan Bendung Kedung Langgar seluas 142 hektar.
Pembangunan bendungan ini untuk memenuhi kebutuhan air baku serta penanganan drainase di empat titik, yakni Sungai Mata Air sepanjang 400 meter, Sungai Brontok 770 meter, Sungai Pelabuhan 861 meter, dan Sungai Pesanggrahan 100 meter.
Sementara di bidang permukiman, KemenPUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Jawa Tengah melakukan tiga pekerjaan di KIT Batang.
Ketiga pekerjaan tersebut yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).
“Untuk mendukung KIT Batang kami membangun SPAM berkapasitas 285 liter/detik, IPAL berkapasitas 18.000 m3/hari dan TPST berkapasitas 35 ton/hari,” ujar Kepala BPPW Jawa Tengah Cakra Nagara.
Kemudian, di bidang perumahan saat ini tengah dibangun rumah susun pekerja dengan tipe barak setinggi lima lantai. Total rusun yang akan dibangun berjumlah 10 tower yang terbagi menjadi tiga paket.
Paket I terdiri dari 4 tower, Paket II dan III masing-masing tiga tower. Saat ini progres fisik mencapai 13% dan ditargetkan selesai pada April 2022.
Selain membangun infrasturktur di KIT Batang, KemenPUPR juga terus merampungkan sejumlah infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)/Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara.
Menteri Basuki mengatakan bahwa pihaknya sudah menyusun Program Pengembangan KSPN Danau Toba secara terpadu.
Program tersebut merupakan program terpadu dari seluruh sektor yang sudah disurvei oleh KemenPUPR, termasuk kawasan Kaldera, untuk menarik investor.
“Kita akan programkan pembangunan jalan untuk mengubah wajah kawasan Danau Toba menjadi lebih tertata," kata dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya KemenPUPR Diana Kusumastuti menyatakan, saat ini telah terdapat sejumlah pekerjaan penataan kawasan di Danau Toba yang rampung hingga akhir tahun 2021.
Salah satunya adalah Penataan Kampung Ulos Huta Raja dan Huta Siallagan di Kabupaten Samosir dengan Pagu DIPA 2020-2021sebesar Rp 57,9 miliar.
"Saat ini progres fisik penataan kawasan di dua kampung yang dibuat secara tradisional tersebut sudah 97,6% dengan target penyelesaian akhir September 2021," kata Diana.
Diana menambahkan, saat ini penataan yang juga akan segera rampung adalah penataan Pantai Bebas Parapat Kabupaten Simalungun, yang terbagi menjadi tiga pekerjaan yakni penataan pantai, pembangunan ruang terbuka publik, dan penataan gerbang.
"Saat ini progres fisiknya sebesar 93,09% dengan target penyelesaian akhir Oktober 2021," ujarnya.
Selain penataan kawasan, pemerintah juga telah menyelesaikan sejumlah infrastruktur penunjang permukiman lainnya, yakni pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sidikalang Kabupaten Dairi dan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) SPAM IKK Merek berkapasitas di 20 liter/detik di Kabupaten Karo.
Sedangkan yang dalam tahap penyelesaian adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Parapat Kabupaten Simalungun dengan progres 60% target selesai akhir November 2021.