Sektor transportasi berperan penting dalam proses pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 yang mencapai 7,07% salah satunya didorong pergerakan transportasi.
“Transportasi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dan tulang punggung dari proses distribusi orang maupun barang,” kata Budi dalam webinar "Analisis Lingkungan Ekonomi dan Bisnis Terhadap Disrupsi di Sektor Transportasi", Jumat (8/10).
Pertumbuhan ekonomi pada pada triwulan II 2021 disumbang semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 25,10% dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 21,58%. Adapun Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58%. Berikut grafik Databoks:
Budi mengatakan, infrastruktur transportasi menjadi salah satu aspek dalam meningkatkan daya saing produk nasional dan menopang perkembangan sebuah kota, seiring dengan urbanisasi yang terjadi di Indonesia."Konektivitas antar daerah memudahkan mobilitas orang dan barang, sehingga membuat harga bahan pokok semakin terjangkau dan disparitas harga bisa terkendali," kata dia.
Pemerintah menganggarkan Rp 384,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mendukung sejumlah penguatan pelayanan dasar serta mendukung peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas.
Adapun target pembangunan strategis 2022 untuk bidang pelayanan dasar dalam bentuk pembangunan rumah susun sebanyak 3.501 unit dan rumah khusus 2.250 unit, akses sanitasi dan persampahan bagi 114.124 KK, bendungan 37 unit yang terdiri dari 33 unit lanjutan dan 4 unit baru, serta pembangunan jaringan irigasi seluas 5.000 hektare dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 100.000 hektare.
Kemudian di bidang konektivitas akan dibangun jalan sepanjang 205 kilometer, pembangunan jembatan sepanjang 8.244 meter, pembangunan jalur kereta api sepanjang 6.624 kilometer spoor (km'sp), dan pembangunan bandara baru pada enam lokasi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, di era digital saat ini pelaku di sektor transportasi harus dapat beradaptasi dan mampu melakukan inovasi. Seperti misalnya keberadaan transportasi online yang menawarkan sistem pemesanan serta pembayaran yang mudah dan dengan harga yang lebih terjangkau.
“Negatifnya, hal tersebut bisa mematahkan transportasi konvensional. Namun di sisi lain, hal ini dapat memacu kita untuk bisa melihat peluang dan mengembangkan sumber daya manusia untuk lebih berinovasi,” ujar dia.