Jokowi Groundbreaking Smelter Freeport Jatim, Pabrik Terbesar di Dunia

Freeport Indonesia
Presiden Jokowi saat melakukan groundbreaking smelter milik Freeport di Jawa Timur, Selasa (12/10)
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
12/10/2021, 12.17 WIB

Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Nantinya, pabrik smelter itu akan menjadi yang terbesar di dunia.

"Smelter yang akan dibangun dengan desain single line ini terbesar di dunia," kata Jokowi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10).

Menurutnya, smelter tersebut akan mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun atau 480 ribu ton logam tembaga per tahun. Kepala Negara memastikan, kapasitas olahan tersebut sangat besar.

Seperti diketahui, smelter Freeport dengan nilai investasi mencapai  Rp42 triliun dibangun di atas lahan seluas 100 hektar.
Progres pembangunan hingga sekarang mencapai 8% dan diharapkan selesai pada akhir 2023.

"Kalau dinaikan truk yang kecil, biasanya 1 truk bisa mengangkut 3 ton. Berarti akan ada 600 ribu truk berjejer di sini," ujar dia.

 Terlebih, Indonesia memiliki cadangan tembaga yang sangat besar. Bahkan, Indonesia masuk dalam kateori tujuh negara dengan cadangan tembaha terbesar di dunia.

Untuk itu, potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Hal ini dilakukan dengan melakukan hilirisasi agar tercipta nilai tambah yang tinggi pada produk turunan tembaga.

Selama ini, nilai tambah tembaga masih dinikmati oleh Jepang hingga Spanyol. Untuk itu, Jokowi mendorong hilirisasi tembaga.

"Jangan sampai kita memiliki tambang, memiliki konsentrat, smelternya, hilirisasinya ada di neagra lain," ujar Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Selama masa pembangunan, pemerintah memperkirakan ada 40 ribu tenaga kerja terserap. Hal ini akan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat Gresik dan Jawa Timur.

 Jokowi berharap, pembangunan smelter ini bisa menjadi daya tarik bagi industri lain untuk menanamkan dananya di Gresik.

"Khususnya industri turunan tembaga untuk ikut investasi di sini," ujar Mantan Wali  Kota Solo tersebut.

Untuk itu, pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang baik. Hal ini dilakukan dengan membangun infrastruktur pendukung, memberikan kemudahan dan kepastian berusaha, dan menyediakan sumber daya manusia sesuai kebutuhan industri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, smelter tersebut bisa memproduksi 600 ribu tembaga.

"Nilai copper lagi supercycle US$ 9.400 per ton," ujar dia.

Ia pun memperkirakan, total pendapatan dari tembaga harga tembaga saja bisa mencapai US$ 5,4 miliar.

 Selain itu, pembangunan fasilitas precious metal refinery untuk mengolah lumpur dari PT Smelting dan smelter baru di Gresik dengan biaya US$ 200 juta. Pabrik pengolahan emas pun telah disiapkan.

Airlangga mengatakan, produksi emas bisa mencapai 35-54 ton. Sementara, harga emas saat ini sebesar US$ 1.700 per troy ounce.

"Jadi selama 40 tahun, US$ 2 miliar rata-rata dinikmati ke negara lain, apakah 70% ke Spanyol dan Jepang," ujar dia.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kapasitas smelter mampu memproduksi rata- rata 35 ton emas per tahun dengan nilai transaksi mencapai Rp 30 triliun.


Reporter: Rizky Alika