RI Ekspor Cangkang Sawit Rp 170 M, Jadikan Jepang Sebagai Pasar Utama

ANTARA FOTO/Akbar Tado/pras.
Pekerja dengan alat berat memindahkan cangkang sawit yang akan diekspor ke Thailand di Pelabuhan Bela-Belang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (27/7/2020).
Penulis: Maesaroh
27/11/2021, 14.36 WIB

Indonesia kembali membukukan transaksi ekspor cangkang sawit sebesar US$ 12 juta atau Rp 170 miliar ke Jepang. Tambahan transaksi tersebut semakin menguatkan posisi Jepang sebagai pasar utama Indonesia untuk komoditas cangkang sawit.

Kesepakatan sebesar US$12 juta tersebut merupakan hasil one-on-one business matching antara pelaku usaha cangkang sawit Indonesia dan pelaku usaha industri biomassa Jepang yang terlaksana di Pekanbaru, Riau pada Rabu–Kamis (24– 25/11) lalu.

Pertemuan bisnis difasilitasi Kementerian Perdagangan bersama Japan External Trade Organization (JETRO) Jakarta dan Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit (APCASI).

“Untuk menjaga surplus neraca perdagangan, pemerintah terus berupaya mengembangkan produk dan komoditas berpotensi ekspor dengan permintaan dan nilai jual yang tinggi di pasar global. Salah satu komoditas tersebut adalah cangkang kelapa sawit,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi, dalam siaran pers, Sabtu (27/11).

 Sebelumnya,  Indonesia juga sudah beberapa kali mengamankan transaksi ekspor ke Negara Sakura.

Business matching dengan pelaku usaha Jepang sebelumnya pada April 2021 yang lalu telah berhasil menelurkan pengiriman cangkang sawit oleh PT Internasional Green Energy sebanyak 10 ribu ton.

Pada awal November, PT Prima Khatulistiwa Sinergi juga mengamankan transaksi sebanyak 11 ribu ton untuk memenuhi kontrak pengiriman per bulan secara kontinu ke pasar Jepang.

Pada awal Desember 2021 juga akan dikirim cangkang sawit sebanyak 20 ribu ton oleh PT Jatim Propertindo untuk memenuhi kontrak serupa dengan perusahaan di Jepang.

Ekspor produk cangkang sawit Indonesia pada Januari–September 2021 telah mencapai USD 286 juta, atau sekitar Rp 4,1 triliun. Nilai tersebut meningkat 27,01% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

Negara tujuan ekspor utama produk cangkang sawit Indonesia adalah Jepang dengan pangsa sebesar 84,5% diikuti Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan India.

 Jepang diperkirakan akan terus menjadi pasar utama untuk komoditas tersebut.

Target tersebut sejalan dengan kebijakan energi Jepang yang menetapkan 24% pemenuhan energi di Jepang pada 2030 harus berasal dari energi baru dan terbarukan.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan menyampaikan, Kementerian Perdagangan akan terus mendorong peningkatan ekspor cangkang sawit ke Jepang lewat kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan.

Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan bersama Japan External Trade Organization juga berupaya mempertahankan dan meningkatkan ekspor cangkang sawit ke Jepang.

Salah satunya adalah dengan mengundang para calon pembeli untuk meninjau langsung gudang dan pabrik pengolahan agar semakin yakin dengan kualitas cangkang sawit Indonesia.

 Di antaranya adalah dengan mengunjungi stockpile dan pabrik penghasil cangkang sawit di daerah Siak dan Dumai.

"Kami harap calon mitra bisnis dari Jepang meyakini besarnya potensi cangkang kelapa sawit Indonesia dan berminat untuk menjalin kerja sama bisnis jangka panjang dengan pelaku usaha lokal,” kata Marolop.

Seperti diketahui, produksi cangkang sawit dunia sebagian besar berada di Indonesia.

Pasokan cangkang sawit di Indonesia berasal dari Jambi, Riau, Sumatra Barat, Kalimatan Tengah, dan Sumatra Utara.

Kompetitor utama Indonesia untuk produk cangkang sawit adalah Malaysia dan Thailand.

Kendati ekspornya menjanjikan, eksportir cangkang sawit Indonesia menghadapi kompetisi yang relatif ketat dengan eksportir Malaysia

Harga cangkang sawit di Malaysia relatif lebih murah dan stabil, sedangkan harga di Indonesia fluktuatif dan cenderung naik akibat bea keluar dan pungutan ekspor, serta kurangnya infrastruktur pendukung.

 Seperti diketahui, nilai perdagangan Indonesia–Jepang pada Januari–September 2021, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Jepang mencapai US$ 22,53 miliar.

Nilai ini meningkat 29,08% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 17,46 miliar.

Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang Januari–September 2021 mencapai US$ 12,12 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar US$ 10,41 miliar.

Dengan demikian, Indonesia membukukan surplus terhadap Jepang sebesar US$ 1,70 miliar. 

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang pada 2020 antara lain batu bara, skrap logam mulia, gas petroleum, nikel, dan kabel terinsulasi.

Komoditas impor utama Indonesia ke Jepang pada 2020 antara lain aksesori kendaraan bermotor, baja lembaran dalam bentuk gulungan, turbin uap, dan kendaraan bermotor completely knocked down.