Swedia Jajaki Potensi Besar Investasi Sektor Transportasi di Indonesia

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Jajaran pimpinan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meluncurkan uji coba bus listrik produksi perusahaan otomotif China, Higer di Jakarta, Jumat (10/9/2021).Transjakarta berupaya memenuhi target pengoperasian 5.000 bus elektrik pada 2025 di Ibukota.
Penulis: Maesaroh
2/12/2021, 19.22 WIB

Perusahaan Swedia terus menjajaki peluang investasi di sektor transportasi di Indonesia. Pasar yang besar serta semakin terbukanya investasi di energi hijau, termasuk kendaraan listrik, menjadi faktor pendorongnya.

Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg mengatakan transportasi merupakan sektor yang paling menarik bagi investor Swedia. 

"Dengan pasar yang besar tentu saja Indonesia menjadi pasar menarik buat Swedia. Dari semuanya, sektor transportasi menjadi yang paling menarik," tutur Berg, saat berbincang dengan wartawan, Kamis (2/12).

Beberapa perusahaan Swedia sudah menanamkan investasinya di Indonesia di bidang transportasi, termasuk Scania dan Volvo. Dua perusahaan tersebut sudah mengirim bus mereka yang digunakan untuk Transjakarta.

Penjajakan investasi di bidang transportasi akan ditingkatkan ke level lebih jauh, yakni bus listrik  Transjakarta.

"Swedia akan melakukan feasibility study untuk bisa memberikan solusi terbaik dalam kerja sama elektrifikasi busTransjakarta. Kerja sama ini sangat penting, terutama dalam hal transisi elektrifikasinya,"tambah Berg.

Seperti diketahui, pekan lalu, pada  acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP), Swedia dan Indonesia akan menjajaki kemitraan di lima area.

Di antaranya adalah pembangunan berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja, transportasi cerdas, energi terbarukan, ekonomi biru, dan industri 4.0. 

Kedua negara sepakat untuk menemukan solusi berkelanjutan dan mencapai Agenda 2030 untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB). 

 Pada Januari 2020 lalu, Swedia juga secara resmi menyampaikan keinginan mereka untuk meningkatkan kerjasama lebih luas dengan terlibat pada pendanaan dan alih tehnologi kereta api dan MRT di Indonesia serta sektor perhubungan lainnya.

Berg menjelaskan Swedia memiliki pengalaman panjang dalam membangun ekosistem transportasi umum berbasis energi hijau.

Negara Skandinavia tersebut bahkan mentargetkan ambisi untuk mencapai bersih dari emisi gas rumah kaca pada tahun 2045 , termasuk dengan melakukan elektrifikasi transportasi umum mereka.

Penurunan emisi gas rumah kaca inilah yang akan diusung mereka dalam kerja sama ataupun investasi di luar negeri.

"Percepatan elektrifikasi di sektor transportasi sangat penting bagi Swedia dan itu akan mendasari banyak kerja sama kami di luar negeri ke depan. Kami siap berbagi teknologi dan transfer pengetahuan  dalam hal elektrifikasi di bidang transportasi dengan Indonesia," tutur Berg.

Dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Swedia menempati urutan 40 dalam peringkat investor asing terbesar di Indonesia.

Sepanjang Januari-September tahun 2021, negara tersebut menanamkan investasi sebesar US$4,7 juta dengan jumlah proyek mencapai 141.

Beberapa perusahaan Swedia yang sudah dikenal luas publik Indonesia dan sudah menanamkan investasi di tanah air adalah IKEA, H&M, Volvo, dan Ericsson.