Dua Juta Orang Mendapatkan Kerja dari Realisasi Investasi Tahun Ini

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Sejumah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (6/12/2021).
27/12/2021, 14.47 WIB

Masuknya investasi ke Indonesia memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan tenaga kerja. Potensi serapan tenaga kerja sebagai dampak dari realisasi investasi hingga kuartal III/2021 diperkirakan mencapai dua juta orang.

Sebagai informasi, pada periode Januari-September 2021, realisasi investasi mencapai Rp 659,47 triliun. Dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi sebesar tersebut menciptakan lapangan kerja sebanyak 914 ribu orang.

Namun, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto mengatakan kurang lebih 813 ribu orang yang turut memperoleh manfaat tidak langsung penciptaan kerja dari realisasi investasi tersebut.

Pekerja yang mendapatkan manfaat tidak langsung dari terciptanya realisasi investasi, contohnya adalah orang-orang yang dipekerjakan di tempat makan sekitar proyek.

"Namun potensi maksimal tenaga kerja sampai dua juta orang, karena tidak semua perusahaan melaporkan dengan baik," kata Teguh Dartanto, dalam sebuah webinar, Senin (27/12).

 Teguh mengatakan, penciptaan lapangan kerja dari realisasi investasi terbesar terjadi di Jawa Barat, kemudian Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan Maluku Utara.

Sementara itu, dari realisasi investasi tersebut, terdapat peningkatan aktivitas perekonomian nasional senilai Rp 436,85 triliun, yang terdiri dari dampak awal/initial sebesar Rp 659,47 triliun, dampak langsung Rp 279,83 triliun, dan dampak tidak langsung sebesar Rp 157,02 triliun.

Selain itu, terdapat peningkatan nilai tambah hingga Rp 256,52 triliun, yang terdiri dari dampak initial Rp 330,71 triliun, dampak langsung Rp 164 triliun, dan dampak tidak langsung Rp 92,52 triliun.

"Kalau dampak tersebut bisa diumumkan bersamaan dengan realisasi investasi, maka akan membuat orang-orang mengetahui bahwa manfaatnya tidak hanya sekadar angka, tapi juga meningkatkan perekonomian," katanya.

 Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Investasi Bidang Ekonomi Makro Indra Darmawan mengatakan, pihaknya akan menghitung lebih dalam mengenai dampak realisasi investasi terhadap perekonomian Indonesia, khususnya dampak terhadap perekonomian daerah.

"Kami akan mendalami dan menggali lagi data supaya nanti kelihatan, investasi yang masuk itu gunanya apa," kata Indra.

Dia mencontohkan, dari realisasi investasi pabrik alas kaki dari Taiwan di Cianjur, selama ini yang tergambar adalah besaran nilai investasinya dan besarnya penyerapan tenaga kerjanya yang mencapai 3.000 orang. 

Perhitungan dampak tidak langsung dari investasi tersebut akan mencakup perhitungan tumbuhnya warung-warung makan di sekitar pabrik, sarana transportasi seperti ojekk online, hingga berkembangnya bisnis rumah kos.

"Selama ini kita memang terfokus pada realisasi investasinya saja. Tapi interaksi dari sektor yang mendukung tidak kelihatan," ujar dia.

 Pada 2022, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan realisasi investasi dapat mencapai Rp 1.200 triliun.

Target tersebut ditetapkan sebagai upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 % hingga 6 % tahun depan.

Adapun sektor prioritas yang akan digali pemerintah untuk mendongrak pencapaian target investasi adalah pariwisata, energi terbarukan, infrastruktur, manufaktur, dan pertambangan.


Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi