Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta untuk mempercepat penyelesaian Jalan Morosi - Lasolo di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Percepatan penanganan Jalan Morosi sepanjang 17 kilometer itu selain untuk meningkatkan konektivitas dari Konawe ke Konawe Utara, juga dilakukan guna mendukung pengembangan kawasan industri nikel di Konawe.
"Saya ingin pembangunan Jalan Morosi - Lasolo bisa dipercepat penyelesaiannya karena jalan poros ini memberikan manfaat yang sangat besar," kata Basuki dalam keterangan resminya, Selasa (28/12).
Pada Senin (27/12), Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Pabrik smelter itu akan memiliki kapasitas produksi hingga 1,8 juta ton per tahun.
Baca Juga
Penanganan Segmen Jalan Morosi sepanjang 17 kilometer dimulai pada tahun 2020 sepanjang 4,5 kilometer.
Pada Tahun Anggaran 2021-2022, dilanjutkan dengan penanganan sepanjang 16,9 kilometer, meliputi rekonstruksi jalan sepanjang 3,2 kilometer, pelebaran jalan 13,7 kilometer, pelebaran jembatan 20,6 meter, pemeliharan rutin jalan 4,5 kilometer dan pemeliharaan jembatan 134,8 meter.
Saat ini, progres penanganan fisik untuk TA 2021-2022 mencapai 18,6%.
Basuki mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan memiliki tujuan untuk memangkas biaya logistik agar daya saing produk Indonesia meningkat.
Untuk itu, penyelesaian pekerjaan ini harus dipercepat dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Penyelesaian Jalan Morosi juga diharapkan nantinya dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Manfaat bisa diperoleh lewat pemerataan pembangunan dengan membuka peluang-peluang usaha, seperti membuka warung, restoran, dan usaha-usaha ekonomi baru.
Ia menambahkan, dengan adanya jalan poros tersebut, kondisi jalan dalam kota juga bisa lebih awet, karena kendaraan besar memiliki jalur alternatif. Sehingga pada akhirnya diharapkan juga akan menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut.
"Sekali lagi tolong dipercepat. Tetapi jangan korbankan kualitas beton karena pasti nanti di sini akan banyak ODOL (Over Dimensi dan Over Loading)," ujar dia.
Adapun, pembangunan Jalan Morosi menggunakan anggaran APBN senilai Rp 139,9 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Yasa Patria Perkasa-PT Gangking Raya (KSO).
Sesuai kontrak, ditargetkan Serah Terima Sementara Pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) konstruksi Jalan Morosi pada Desember 2022.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tenggara Yohanis Tulak Todingrara mengatakan, untuk mempercepat penanganan Jalan Morosi disiapkan penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja menjadi 3 shift.
Juga, menambah jumlah alat seperti Truck Mixer dari semula enam unit menjadi sembilan unit, mengerjakan pekerjaan secara paralel dan simultan, serta menambah batching plan dengan kualitas yang lebih mantap.