Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan konstruksi sudetan atau floodway Cisangkuy yang masuk dalam kawasan Bandung Selatan, Jawa Barat. Saluran ini akan mengalihkan debit air hujan di Sungai Citarum ke Sungai Cisangkuy.
Saat ini, aliran air di Sungai Cisangkuy hanya mencapai 5 liter per detik (lpd). Pengoperasian sudetan Cisangkuy ditargetkan bisa meningkatkan aliran Sungai Cisangkuy hingga 230 lpd dari Sungai Citarum saat hujan.
"Floodway Cisangkuy ini sudetan untuk masuk ke sungai Citarum di hilir Dayeuhkolot. Ini akan mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Kamis (13/1).
Sebagai informasi, proyek Sudetan Cisangkuy menelan biaya konstruksi hingga Rp 631,96 miliar yang dibagi menjadi dua paket.
Kedua paket itu dikerjakan secara paralel dengan kontrak tahun jamak pada 2015-2020.
Secara rinci, pekerjaan Paket 1 dilakukan oleh kerja sama operasi (KSO) antara PT Basuki Rahmanta Putra dan PT Minarta Dutahutama senilai Rp 311,53 miliar.
Konstruksi paket ini adalah membuat sudetan sepanjang 3,75 kilometer (Km) dengan kapasitas 230 lpd.
Sementara itu, pekerjaan paket 2 dilakukan oleh KSO antara PT Pembangunan Perumahan Tbk dan PT Jaya Konstruksi senilai Rp 320,43 miliar.
Penugasan dalam paket ini adalah menggali sudetan sepanjang 1,7 Km dan galian eksisting hingga 2,3 Km dengan kapasitas aliran 220 lpd.
Proyek sudetan ini merupakan bagian dari beberapa proyek Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, seperti normalisasi hulu Citarum, Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung, dan peningkatan kapasitas Sungai Citarum.
Seluruh proyek itu akan mengurangi banjir rutin di daerah Dayeuhkolot saat hujan besar.
Total biaya konstruksi Sudetan Cisangkuy, Embung Gedebage, dan Kolam Retensi Cieunteung mencapai Rp 919,96 miliar.
Pengoperasian beberapa infrastruktur itu akan mengurangi luas genangan banjir Dayeuhkolot seluas 700 hektar.
Dengan keberadaan sudetan, luas genangan banjir di hilir Sungai Citarum diperkirakan berkurang dari posisi saat ini 3.461 hektar menjadi 2.761 hektar.
Sebelumnya, Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,75 kehtare dan volume tampung 190.000 m3.
Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mengurangi waktu genangan air pada area 39 hektare, 1250 rumah, mereduksi banjir seluas 91 hektare, dan memiliki potensi sebagai area wisata.
Selanjutnya terdapat pembangunan Embung Gedebage yang dikerjakan sejak Juli 2017 hingga Desember 2018.
Embung dibangun dengan lahan seluas 7,7 Ha dan memiliki volume tampung sebesar 270.000 m3.
Sebagai catatan, pembangunan infrastruktur, termasuk sudetan dan bendungan, menjadi salah satu fokus utama dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Aggaran infrastruktur melonjak dari di bawah Rp 100 triliun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Rp 400 triliun lebih di era Jokowi.