Harga CPO Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Rp 15 Ribu per Kg

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.
Ilustrasi. KPBN mencatat harga CPO naik hampir 35% sepanjang 2021.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
19/1/2022, 20.19 WIB

PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) atau Inacom mencatat, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hasil lelang hari ini (19/1) menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp 15 ribu per kilogram (kg).

Direktur Inacom Rahmanto Amin Jatmiko mengatakan, harga CPO hari ini naik 6,23% dibandingkan posisi 3 Januari 2022 Rp 14.120 per kg. "Ke depan, suplai masih ketat, sedangkan permintaannya tetap bahkan cenderung naik," kata Amin dalam Rapat Dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (19/1).  

Berdasarkan data Inacom, harga CPO naik 34,65% sepanjang tahun lalu. Harga CPO tertinggi pada 2021 mencapai Rp 14.950 per kg, sedangkan harga terendah Rp 8.875 per Kg. 

Amin menyebut, terdapat empat faktor yang menyebabkan harga CPO terus meningkat:

  1. Turunnya pasokan CPO dunia.

    Pandemi Covid-19 telah menimbulkan permasalahan tenaga kerja di industri sawit Malaysia karena seluruh tenaga kerja Indonesia dipulangkan. Hal ini membuat produksi CPO Malaysia sebagai produsen kedua terbesar dunia turun 6% pada 2021.

  2. Pemangkasan pajak impor CPO oleh di India.

    Kebijakan ini dilakukan India untuk melawan naiknya harga minyak kedelai akibat pasokan minyak kedelai dengan harga rendah dari Amerika Selatan.

  3. Spekulasi commodity supercycle  atau siklus super harga komoditas. 

    Harga CPO yang konsisten naik sejak 2020 membuat beberapa pedagang komoditas meramalkan harga CPO akan terus meningkat hingga medio 2022.

  4. Solidnya harga minyak mentah dan minyak nabati lainnya.

    Meski India telah menurunkan pajak impor, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  meramalkan konsumsi minyak kedelai di negara berpenduduk terbesar kedua dunia ini akan meningkatkan. Pada saat yang sama, sebagian perkebunan kedelai di Amerika Selatan terancam gagal panen karena cuaca ekstrem. . 

Dengan keempat faktor tersebut, Inacom meramalkan harga CPO masih akan tinggi hingga bulan Ramadan atau April 2022. Harga CPO kemungkinan baru akan turun mulai paruh kedua 2022 saat produksi sawit di dalam negeri mulai pulih.

Wakil Ketua Umum III Gapki Togar Sitanggang menyebut terdapat dua faktor yang berpotensi menurunkan harga CPO pada tahun ini. Pertama, tercapainya target produksi CPO pada semester I-2022. Produktivitas kebun di Indonesia yang minim pada tahun lalu karena masalah pupuk menjadi salah satu penyebab utama naiknya harga CPO pada tahun lalu. Permintaan pasar global naik sejalan pemulihan ekonomi tak dapat dipenuhi oleh negara-negara produsen CPO lainnya. 

Kedua, kinerja produksi minyak kedelai di Amerika Selatan. Selain minimnya pasokan CPO, menanjaknya harga minyak nabati lain membuat harga CPO ikut naik.

Togar mengatakan, hasil panen perkebunan kedelai di Amerika Selatan dalam beberapa minggu ke depan akan mempengaruhi harga. Ada kemungkinan panen kedelai di belahan dunia tersebut gagal karena cuaca panas.

"Harga minyak sawit sekarang naik lagi karena mengikuti harga kedelai karena sentimen yang seperti itu," kata Togar. 

Reporter: Andi M. Arief