Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan akan memulai konstruksi Bendungan Kolhua di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun ini. Saat ini, pemerintah sedang dalam tahap pelaksanaan studi Analisis dampak lingkungan (Amdal) dan sertifikasi desain.
Bendungan Kolhua didesain berdiri di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa dengan kebutuhan lahan 118.86 hektare.
Adapun, Sumber air bendungan berasal dari Sungai Liliba dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 22,83 kilometer.
"Selain pemanfaatan layanan irigasi, bendungan (Kolhua) juga diharapkan melayani kebutuhan air domestik masyarakat melalui pembangunan jaringan air baku dan Instalasi Pengolahan Air (IPA),” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Selasa (1/2).
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 6,646 juta m3 dengan luas genangan 69,76 hektare untuk mendukung kebutuhan air baku di Kota Kupang sebesar 150,55 liter/detik.
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KPPIP) mencatat total investasi bendungan ini mencapai Rp 596 miliar.
Bendungan Kolhua juga dirancang untuk dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendali banjir untuk wilayah hilir Kota Kupang dengan mereduksi banjir sebesar 304,53 m3/detik, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), dan potensi destinasi pariwisata perkotaan.
Pembangunan Bendungan Kolhua didesain dengan Tipe Urugan Zonal Inti Tegak dengan tinggi 44 meter dan lebar puncak 10 meter.
Bendungan ini akan menjadi bendungan ketujuh yang dibangun sejak 2015 di NTT.
Sebagai informasi, Bendungan Kolhua telah dikeluarkan dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Pasalnya, KemenPUPR hanya dapat membangun satu bendungan lagi di NTT hingga 2024 karena pengurangan anggaran ayng terjadi pada 2020-2021.
Sebelumnya, bendungan yang akan dibangun di NTT pada 2022 adalah Bendungan Welikis dan Bendungan Kolhua.
KemenPUPR telah memilih akan membangun bendungan Welikis, namun keputusan ini direvisi setelah Gubernur NTT mendorong pembangunan Kolhua dan membatalkan pembangunan Bendungan Welikis.
Sejauh ini, Presiden Joko Widodo telah meresmikan tiga bendungan di NTT, yakni Bendungan Raknamo pada 2018, Bendungan Rotiklot pada 2019, dan Bendungan Napun Gete pada 2021.
Sementara itu, saat ini ada tiga bendungan yang sedang dalam masa konstruksi.
Bendungan yang dimaksud adalah Bendungan Manikin dengan perkembangan konstruksi 33,54%, Bendungan Temef sebesar 49,08 %, dan Bendungan Mbay sebesar 1,42%%
Dalam rencana KemPUPR, bendungan yang akan dibangun pada 2022 hanya dua unit, yakni Bendungan Riam Kiwa dan Jenelata.
Rencana ini lebih kecil dan berbeda dari rencana tahun lalu sebanyak empat unit, yakni Bendungan Kedung Langgar, Cabean, Riam Kiwa, dan Kolhua.
Sementara itu pembangunan bendungan yang dilanjutkan sebanyak 35 unit. Adapun, total alokasi anggaran untuk infrastruktur bendungan dan danau pada 2022 adalah Rp 11,5 triliun.