Bendungan Mbay NTT Mulai Dibangun Tahun Ini, Direncanakan sejak 1999

ANTARA FOTO/Jojon/tom.
Pemandangan Bendungan Ladongi yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (28/12/2021).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
2/3/2022, 11.07 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai konstruksi Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT). Rencana pembangunan bendungan ini melalui proses panjang dimulai sejak 1999.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Bendungan Mbay akan menjadi kunci pembangunan di NTT. Bendungan dengan nilai investasi  Rp 1,9 triliun ditujukan untuk mendukung ketersediaan air di NTT yang memiliki curah hujan rendah.

Selain itu, konstruksi Bendungan Mbay dibarengi dengan konstruksi infrastruktur turunannya, dalam hal ini adalah jaringan air baku, instalasi pengolah air (IPA), dan jaringan irigasi.

"Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena air-nya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Basuki dalam siaran pers, Selasa (1/3).

Konstruksi Bendungan Mbay seharusnya dimulai pada kuartal I/2021, tapi realisasi baru dimulai pada tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah penundaan Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) selama satu tahun.  

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II Agus Sosiawan mengatakan feasibility study dilakukan pada 1999-2000, kemudian dilanjutkan dengan detail desain pada 2001-2002 dan 2016. "Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) dan AMDAL dilakukan pada 2018,” ujar Agus.


Bendungan Mbay dirancang memiliki kapasitas 51,74 meter kubik dengan luas genangan 499,44 hektare. Perkiraannya bendungan ini dapat mengairi lahan pertanian seluas 5.899 hektare.

Selain itu, Bendungan Mbay dapat menyediakan air baku sebanyak 0,21 liter per detik (lpd). Harapannya, bendungan ini dapat mendukung ketahanan pangan di NTT.  

Konstruksi Bendungan Mbay dibagi menjadi dua paket dengan progres konstruksi paket I mencapai 2,21% dan paket II sebesar 0,83%.  Kontraktor yang terpilih dalam paket I adalah kerja sama operasi (KSO) antara PT Waskita Karya Tbk dan PT Bumi Indah. Sementara itu, kontraktor untuk paket II adalah PT Brantas Abipraya.

Sejauh ini, ada tiga bendungan yang sedang dibangun di NTT termasuk Bendungan Mbay. Kedua bendungan lainnya adalah Bendungan Manikin dengan perkembangan konstruksi 34,19% dan Bendungan Temef dengan perkembangan 56,27%.

Berdasarkan catatan Katadata, Bendungan Manikin dijadwalkan rampung pada tahun ini. Sementara itu, Bendungan Temef dicanangkan selsai pada 2023, sedangkan Bendungan Mbay pada 2024.

Adapun, saat ini telah ada tiga bendungan yang beroperasi di NTT, yakni Bendungan Raknamo Bendungan Rotiklot, dan Bendungan Napun Gete.

Seperti diketahui, Target penyelesaian konstruksi bendungan pun lebih sedikit atau mencapai 11 unit.  Seperti diketahui, pemerintah berhasil menyelesaikan 13 unit bendungan sepanjang 2021.

Basuki menyatakan akan ada dua bendungan baru yang dibangun pada tahun ini, yakni Bendungan Riam Kiwa dan Bendungan Jenelata. Dengan demikian, ada 37 unit bendungan yang dalam proses konstruksi pada 2022.

Reporter: Andi M. Arief