Mendag Tak Bisa Lawan Mafia Minyak Goreng, Apa Sebabnya?

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Sejumlah warga menuliskan nama mereka di jerigen saat membeli minyak goreng curah dalam program Distribusi Minyak Goreng HET di kawasan Pasar Senen Blok III, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Penulis: Andi M. Arief
17/3/2022, 22.15 WIB

Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi menduga adanya penyelewengan minyak goreng curah ke pasar ekspor oleh oknum-oknum mafia yang seharusnya mendistribusikannya untuk konsumsi masyarakat.

Hal ini sangat menguntungkan bagi pelakunya, sebab ada perbedaan harga Rp 8.000 per liter antara minyak goreng curah hasil DMO dengan harga ekspor.

"Satu tongkang bisa (mengangkut) 1 juta liter. Jadi nilainya (keuntungannya) Rp 9 miliar. Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak ini," kata Lutfi dalam rapat kerja dengan komisi VI DPR, Kamis, (17/3).

Lutfi menyatakan Kemendag tidak bisa melawan perilaku menyimpang tersebut lantaran tertahan aturan terkait kontribusi Kemendag dalam Satuan Tugas (Satgas) Pangan. Selain Kemendag, anggota Satgas Pangan lainnya adalah Kementerian Pertanian dan Kepolisian.

Dia telah menyerahkan data pihak-pihak yang diduga menjadi mafia tersebut kepada pihak Kepolisian. "Mafia ini membuat keadaan industri migor kritis dan mendesak. Kemendag tidak bisa melawan penyimpangan-penyimpangan tersebut," kata Lutfi.

Seperti diketahui kebijakan DMO telah berhasil menurunkan harga minyak goreng kemasan 18,9% menjadi Rp 16.965 per liter. Sedangkan curah turun 10,1% menjadi Rp 15.583 per liter. Dengan demikian, jurang antara minyak goreng domestik dan CPO internasional bertambah lebar.

Kepolisian pun akan mengumumkan beberapa calon tersangka penyelewengan minyak goreng DMO pada Senin mendatang (21/3). Lutfi mengatakan calon tersangka tersebut tercuat setelah pembedahan data distribusi minyak goreng DMO bersama Kapolri Listyo Sigit Prabowo pada 15-16 Maret 2022 dalam empat pertemuan.

"(Ada yang bilang) supir truk minyak itu tangannya licin (dan bisa) mengeluarkan bon yang bersih putih. Kami sudah temukan dan ini jumlahnya (minyak goreng DMO) ribuan ton," ujar Mendag.

Lutfi mengatakan Medan merupakan salah satu kota tempat mafia minyak goreng bersarang. Pasalnya, ada disparitas antara data realisasi distribusi migor hasil DMO dan kondisi riil di pasar Paris van Sumatra.

Berdasarkan data Kemendag, volume minyak goreng DMO yang telah didistribusikan ke Sumatra Utara selama 14 Februari - 16 Maret 2022 mencapai 60,42 juta liter. Setidaknya ada 11 produsen yang telah mendistribusikan lebih dari 1 juta liter ke provinsi itu.

Sementara itu, total volume minyak goreng DMO ke Medan yang telah terdistribusi adalah sekitar 25 juta liter, sedangkan jumlah penduduk ibukota Sumatera Utara itu hanya sekitar 2,5 juta orang.

"Jadi, 1 orang itu menurut hitungannya seharusnya (memiliki) 10 liter (minyak goreng). (Tetapi), saya pergi ke pasar dan supermarket (di Medan,) tidak ada minyak goreng," kata Lutfi.

Lutfi mengatakan calon tersangka yang akan diumumkan tersebut akan dikenakan tiga tuntutan oleh negara, yakni melarikan migor curah subsidi ke industri menengah atas, mengemas kembali migor curah menjadi migor kemasan premium, dan melarikan migor curah premium ke luar negeri.

Lutfi enggan untuk membuka identitas calon tersangka tersebut demi menjunjung asas praduga tidak bersalah. Menurutnya, saat ini calon tersangka penyelewengan migor tersebut sedang diperiksa oleh pihak Kepolisian.

Menurutnya, hal ini berlaku di seluruh provinsi Sumatra Utara, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Secara total, telah ada 17 provinsi yang seharusnya telah memiliki pasokan migor lebih dari kebutuhan.

Reporter: Andi M. Arief