Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengatakan ketersediaan beras di dalam negeri masih cukup untuk menghadapi Ramadan 2022. Namun, Bulog berpotensi melakukan impor beras lagi dalam waktu dekat karena harga pasar saat ini berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan harga beras di pasaran saat ini di rentang Rp4.700 - Rp4.800 per kilogram (Kg). Adapun Bulog hanya dapat membeli sesuai HPP senilai Rp 4.300 per Kg.
"Di satu sisi saya bangga karena petani (padi) diuntungkan. Persoalannya, CBP (Cadangan beras Pemerintah) yang ditentukan Kementerian Pertanian (sebanyak) 1,5 juta ton kami pasti tidak bisa menyerap," kata Buwas dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Selasa (22/3).
Buwas mengatakan, saat ini beras petani marak diserap oleh pihak swasta. Dengan kata lain, volume beras di lapangan sangat banyak.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendata total ketersediaan beras hingga Mei 2022 mencapai 22,69 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari 5,27 juta ton stok awal 2022 dan 17,42 juta ton produksi petani lokal pada Januari-Mei 2022.
Sementara itu, total kebutuhan beras nasional hingga Mei 2022 diramalkan mencapai 12,85 juta ton. Alhasil, surplus neraca beras hingga akhir Mei 2022 ditaksir mencapai 9,84 juta ton secara tahun berjalan.
Namun, Buwas menilai rendahnya HPP saat ini membuat Bulog tidak bisa mencapai target CBP sejumlah 1,5 juta ton. Menurutnya, hal ini dapat memicu adanya permintaan impor beras dengan harga yang sesuai dengan HPP yang ditentukan pemerintah.
"Ini juga bermasalah. Ini yang sedang saya dan teman-teman di Bulog (coba atasi). Kami tetap menyerap (beras petani lokal), tapi tidak berbentuk CBP, tapi komersial," kata Buwas.
Oleh karena itu, Buwas mengatakan pihaknya siap untuk mendukung ketersediaan beras selama Ramadhan dan Lebaran 2022. Namun demikian, beras yang dikumpulkan oleh Bulog menggunakan jalur komersial melainkan dengan HPP.
Selain beras, Buwas menyampaikan pihaknya juga akan berkontribusi dalam menjaga ketersediaan daging sapi di dalam negeri. Salah satu strategi yang sedang dilakukan adalah importasi daging kerbau sejumlah 100 ribu ton sepanjang 2022.
Adapun, importasi daging kerbau yang telah terealisasikan baru mencapai 20 ribu ton. Berdasarkan data Kementan, volume kebutuhan daging sapi pada Januari-Mei 2022 mencapai 301,46 ribu ton.
Sementara stok daging sapi pada awal 2022 adalah 62,48 ribu ton. Produksi daging sapi pada 4 bulan pertama 2022 diramalkan mencapai 167,11 ribu ton.
Pemerintah telah menerbitkan izin impor daging sapi sejumlah 97,62 ribu ton pada awal 2022, tapi importasi daging sapi yang terealisasi baru mencapai 5,39 ribu ton. Oleh karena itu, pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 20 ribu ton dalam waktu 30 hari.
"Daging kerbau ini hanya untuk imbang saja (antara ketersediaan dan kebutuhan daging sapi nasional). Namun demikian, kami mengikuti perkembangan pasar, kami tidak akan mematikan produksi dalam negeri," kata Buwas.