Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pekerjaan konstruksi dalam food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng). Pada tahun ini, infrastruktur yang akan dibangun masih terkait sumber daya air (SDA).
Salah satu proyek tersebut adalah pembangunan dan rehabilitasi Pintu Air daerah irigasi rawa (DIR) Dadahup tahap 2. Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian PUPR untuk memastikan aliran air berjalan baik sehingga dapat mengurangi kadar keasaman yang ada di lahan rawa.
"Kuncinya ada pada ketersediaan air untuk irigasi, baru diikuti dengan teknologi pertaniannya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Rabu (23/3).
Pada 2021, pemerintah telah menyelesaikan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 2.195 kilometer (Km). Jaringan tersebut akan mengairi lahan seluas 43.500 hektar.
Secara rinci, ada delapan DIR yang dilewati oleh jaringan tersebut, yakni DIR UPT Dadahup, DIR Handil Rakyat Palingkau, DIR Palingkau (SP1, SP2, SP3), DIR Handil Rakyat Sei Tatas, DIR Handil Rakyat Keladan Seberang, DIR Tatas, DIR Unit Sekalagon, dan DIR Handil Rakyat Palingkau Seberang.
Selain itu, pemerintah juga telah menyelesaikan konstruksi 12 pintu air yakni 10 pintu air tersier dan 2 pintu sekunder. Pintu air tersebut dilengkapi dengan lima pompa dengan total kapasitas 500 liter perdetik (lpd) dan lima pompa berkapasitas 250 lpd.
Sebagai informasi, ada dua komoditas yang akan dikembangkan di Kalteng, yakni padi dan singkong. Adapun, padi akan ditanam di atas lahan Eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) seluas 165 ribu hektar, sedangkan singkong di atas lahan seluas 60 ribu hektar.
Anggaran Kementerian PUPR pada 2022 turun 32,94% dari pagu DIPA TA 2021 senilai Rp 149,8 triliun. Namun, pagu kementerian PUPR 2022 masih dapat bertambah terkait proyek pemindahan IKN, food estate, dan kawasan industri terpadu.
Pembangunan infrastruktur PUPR untuk pengembangan Food Estate Humbahas, Kalteng, dilakukan secara bertahap mulai 2020-2023. Infrastruktur yang akan dibangun meliputi Bidang SDA dengan total anggaran Rp 406,9 miliar dan konektivitas sebesar Rp 619,1 miliar.
Belum lama ini, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengajak Pemerintah Singapura untuk ikut serta dalam pengembangan perkebunan makanan atau food estate dan pembangunan ibu kota negara baru di Indonesia.
Luhut menjelaskan, pembangunan pertanian yang berbasis riset dan teknologi dibutuhkan agar bisa meningkatkan produktivitas, sekaligus untuk menjaga keamanan pangan.
Di sisi lain, Luhut mengusulkan untuk dibentuk gugus tugas yang akan mendalami pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik dan riset untuk pengembangan food estate.
"Indonesia memiliki banyak sumber daya untuk kedua hal itu, sementara Singapura memiliki R&D (riset dan pengembangan) dan juga kekuatan finansial,” ujar Menteri Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa (22/3).
Pemerintah mengembangkan lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah mulai 2020. Meski begitu, produktivitas padi di provinsi tersebut hanya sebesar tiga ton per hektar, ketiga paling rendah di Indonesia.