Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) akan menawarkan 12 proyek pariwisata berkelanjutan dengan total investasi maksimal US$ 1,5 miliar tahun ini. Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno telah menawarkan proyek tersebut kepada 18 investor asing.
Sandiaga menilai keinginan para investor asing untuk berinvestasi di sektor pariwisata sudah mulai meningkat. "Kami juga sedang menjajaki investasi dengan Astungkara Way untuk (pengembangan) agrowisata dan wisata edukasi," kata Sandiaga dalam keterangan resmi, Jumat (25/3).
Sandiaga mengatakan akan memprioritaskan investasi di lima destinasi super prioritas (DSP) dan delapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata. Menurut dia, investasi 13 kawasan tersebut dapat membuka lapangan kerja baru hingga 1,5 juta orang.
Dia mencatat, investasi tersebut akan berkontribusi hingga 20% dalam pertumbuhan industri pariwisata nasional. Adapun, kontribusi industri pariwisata ke pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan mencapai 5% pada tahun ini.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi tahun depan sebesar Rp 1.200 triliun. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah bakal menggali peluang investasi di beberapa sektor prioritas yaitu pariwisata, energi terbarukan, infrastruktur, manufaktur, dan pertambangan.
Pada 2022, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan realisasi investasi dapat mencapai Rp 1.200 triliun. Badan Koordinasi Penaman Modal (BKPM) mencatatkan realisasi investasi Rp 901,02 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai ini naik 9% dibandingkan 2020 sebesar Rp 826,3 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, Penanaman Modal Asing (PMA) naik 10% dari Rp 412,8 triliun pada 2020 menjadi Rp 454 triliun tahun lalu. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik 8,1% dari Rp 413,5 triliun menjadi Rp 447 triliun.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Indonesia termasuk negara yang pemulihan ekonominya cepat saat pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi 3,69% sepanjang tahun lalu, atau membaik dibandingkan 2020 yang terkontraksi 2,07%.
Airlangga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi itu didukung oleh pemulihan dari sisi permintaan seperti konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor maupun produksi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi Indonesia paling banyak berlabuh ke sektor jasa. Nilai investasi dari sektor jasa mencapai Rp 442,4 triliun pada 2021 atau setara dengan 49,4% dari total investasi Indonesia.
Sektor selanjutnya yang paling banyak mendapatkan suntikan investasi berasal dari industri pengolahan. Nilai investasi industri pengolahan sebesar Rp 325,4 triliun atau 36,1%.